Kemarin kamu bersamaku,
Hari ini kamu memelukku,
Namun, aku takut akan esok...
Akankah mau masih di sini?
-Miracle
****
"Kalian beneran mau pulang?" tanya Anisa. "Padahal tante seneng banget kalian di sini."
Mita dan lainnya saling melempar pandangan. Ada perasaan tak enak hati mendengar Anisa memohon pada mereka seperti itu. Mereka berempat pun ingin berlama-lama di sana. Namun, bagaimana lagi? Hari sudah larut dan esok pun mereka harus bangun pagi untuk sekolah. Daripada itu, Gema dan Wenda sejak tadi dihubungi oleh orang tuanya, menanyakan kenapa mereka belum sampai juga di rumah.
"Iya, tan. Kita udah harus pulang. Gema sama Wenda soalnya udah ditelponin terus sama orang tuanya," jelas Dave dengan berat hati.
"Maaf banget yah, tan. Harusnya tadi Wenda izin dulu sama mama," ujar Wenda was-was. "Tapi kita janji ke sini lagi kok."
Anisa menghela napas pelan. "Yaudah, gapapa kok. Tante juga maklumi kalian. Maaf juga tante terlalu nuntut kalian buat di sini terus," kata Anisa seraya tersenyum.
"Kak Wenda sama temen-temennya mau pulang? Yah, Kevin sendirian lagi dong," ujar anak laki-laki itu murung.
Wenda mengulum senyuman kecil. Adiknya Rio memang menggemaskan, pikir Wenda. Seandainya ia punya adik laki-laki mungkin akan seperti Kevin. Sayangnya ia anak tunggal, Wenda sama sekali belum pernah merasakan menjadi seorang kakak, namun kalau hal itu terjadi pasti akan menyenangkan sekali.
Wenda mengambil posisi jongkok. Tanpa ragu ia memegang kedua tangan mungil Kevin . "Jangan khawatir, Kev. Kak Wenda sama yang lain pasti ke sini lagi," ucapnya mantap
"Beneran, kak?" tanyanya dengan wajah berseri-seri.
"Iya, Kevin. Kalo nggak percaya tanya aja kak Gema," ucapnya seraya melirik Gem yang ada di sampingnya.
"Janji, yah, kak Gema." Kevin mengacungkan jari kelingkingnya.
Dalam hatinya ia tertawa geli, janji jari kelingking seperti ini sering ia gunakan saat dulu ia kecil. Gema menyengir, ia pun mengaitkan jari kelingkingnnya ke Kevin.
"Kakak janji."
"Yeay! Makasih yah kak Gema, kak Wenda, kak Dave," pekiknya sambil mengangkat kedua tangannya ke langit. Tingkah lucu Kevin membuat semua orang yang ada di sana tertawa.
"Btw, Rio lagi tidur, yah, tan?" tanya Gema langsung ke Anisa.
Anisa pun mengiyakan. "Oh, Rio. Habis minum obat dia bilang mau langsung istirahat, capek katanya," jelas Anisa.
"Loh, tiduran di kasur aja kok cepet capek sih, tan?" tanya Wenda polos.
"Bukan capek karena itu, Wen. Semenjak kemonya yang terakhir dia udah kehilangan banyak tenaganya. Badannya jadi kurus banget, gampang muntah, dan suka ngeluh kepalanya sakit. Buat makan aja susahnya minta ampun. Kata dokter Bayu itu wajar, namanya juga efek kemo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle (COMPLETED)
Novela Juvenil#252 In Teenfiction (12/06/2018) #55 In Teenlit (25/07/2018) 17+ TAHAP REVISI [Part 45 sampai akhir akan di privat acak untuk menghindari adanya peniruan karya. FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA^^] "Mit, kamu mau dengerin permintaan aku, nggak...