"Tuhan menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini pasti ada alasannya. Begitupun denganmu, kamu diciptakan oleh Tuhan untuk melengkapiku, melengkapi duniaku."
-Mario Febrianto.
****
Pukul 15: 00
"WOY! PULANG, PULANG," teriak salah satu murid di kelas itu.
Seperti biasa, jika sudah mendengar suara bel pulang sekolah, seluruh murid mengemas barang-barang mereka dan pulang ke rumah mereka dengan penuh suka cita.
Mita berdiri dari tempatnya, ia mengambil tasnya lalu berjalan menuju pintu kelasnya.
"Mita?'
Suara seorang laki-laki terdengar jelas di ambang pintu kelas Mita. Mita yang baru saja keluar dari kelasnya sedikit terkejut melihat Rio tengah berdiri di ambang pintu kelasnya. Mita menaikan sedikit alisnya, apa yang dilakukan Rio di depan kelasnya. Tak biasanya Rio menghampirinya. Biasanya, ia hanya bertemu pada jam istirahat dan jam pulang sekolah.
"Rio? Ada apa?" tanya Mita.
"Pulang bareng, yuk," ajaknya.
Mita tak langsung menjawab ajakan Rio. Ia terdiam sejenak. Bibir perempuan itu masih mengatup. Tak ada satu katapun keluar dari bibirnya. Rio berdecak. Sepertinya ada sesuatu yang tengah di pikirkan oleh perempuan yang ada di depannya.
"Mit? Lo kenapa, sih?" tanya Rio.
Mita menggigit bibir bawahnya. "Hm, iya, deh." jawabnya dengan nada ragu.
Dahinya berkerut. Pasti Mita menyimpan sesuatu yang tidak ingin ia ketahui. Rio tersenyum, ia memang penasaran dengan apa yang disembunyikan oleh Mita, tetapi ia masih menjaga privasi orang. Ia akan menunggu Mita menceritakannya langsung.
"Ya udah. Kita keluar, yuk. Pak Adit udah nunggu kita di depan." Mita pun mengangguk pelan lalu berjalan beriringan ke depan gerbang sekolah.
"Kamu tau, nggak?" tanya Rio. Mita pun menoleh ke arah Rio.
"Tau apa?"
"Mama, Kevin, mba Cici, mba Lia, dan pak Adit itu nanyain kamu terus tau, Mit. Mereka penasaran, kok kamu udah jarang ke rumah."
DEG
Mita berhenti di tengah lapangan. "Hm, Rio. Aku mau ke kamar mandi sebentar, yah," ucapnya. Belum Rio menjawab perkataan Mita, Mita sudah melesat duluan, meninggalkan Rio di tengah lapangan.
"Mita kenapa, sih? Kok kayaknya ada yang aneh, yah?"
Pertanyaan demi pertanyaan pun mulai timbul dalam benaknya. Tak mau ambil pusing, Rio pun berjalan duluan menuju mobilnya.
****
Di kamar mandi, Mita membasuh wajahnya pelan dengan air. Ia menatap pantulan wajahnya di cermin.
Flashback
Drrtt... Drrtt...
Saat berada di luar kelas, ponsel yang ada di sakunya tiba-tiba saja bergetar. Mita segera mengambilnya lalu melihat ke layar. Ternyata Anisa yang menelponnya, dengan cepat ia pun mengangkatnya.
"Halo, tante," sapa Mita pada lawan biacaranya.
"Halo, Mita. Kamu sekarang ada di mana, sayang?" tanya Anisa.
"Aku lagi di luar kelas, tan. Ada ap, yah?"
"Maaf, yah, Mit. Tante nelpon kamu pas kamu lagi di skeolah. Tante cuma mau nanya, kamu kenapa nggak kerja lagi, Mit? Kamu sakit?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle (COMPLETED)
Jugendliteratur#252 In Teenfiction (12/06/2018) #55 In Teenlit (25/07/2018) 17+ TAHAP REVISI [Part 45 sampai akhir akan di privat acak untuk menghindari adanya peniruan karya. FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA^^] "Mit, kamu mau dengerin permintaan aku, nggak...