Kupikir kita saling mencintai,
Ternyata aku salahSepertinya hanya aku yang berpikir begitu
-Miracle
****
(Cerita ini dimulai sebelum mereka saling bertemu.)
"Lo mau ke sana lagi, Mit?" tanya Wenda seraya menaikkan kedua alisnya.
Mita mengangguk kencang, sampai-sampai kepalanya pusing. "Iya," jawabnya singkat
"Tapi kan elo baru kemarin ke sana, masa pergi lagi. Kayak nggak ada waktu aja deh," gerutu Wenda.
Semenjak kedatangannya yang terakhir Mita menjadi perempuan yang begitu bersemangat. Dalam arti bertemu ke Rio maksudnya. Ya, memang wajar pada umumnya seorang pasangan memberi perhatian lebih ke pasangannya, namun menurut Wenda Mita ini sudah terlalu jauh melangkah. Apalagi sejak ia diceritakan tentang kalung dan juga botol kaca itu. Tentu saja Mita bercerita dengan nada antusias sampai-sampai ia, Dave, dan Gema dibuat pusing oleh ocehannya.
Mita sangat-sangat menyukai laki-laki itu sampai ia lupa kalau masih ada pekerjaan selain ke rumah sakit. Jatuh cinta bisa membuat siapapun jadi bodoh, bukan? Walaupun begitu Wenda dan yang lainnya tak pernah menolak untuk mengantarkan Mita ke sana. Bagi mereka, kebahagiaan Mita adalah yang paling utama. Mereka juga masih sedikit merasa bersalah juga atas kejadian beberapa hari yang lalu.
Hari ini agak berbeda dari hari sebelumnya, Dave dan Gema tak ikut bersama mereka. Dave saat ini sedang sibuk tentang ekskulnya dan Gema sehabis pulang sekolah harus mengantar mamanya ke bandara. Jadi sebagai gantinya Wenda yang menemai Mita ke sana.
"Nggak tau. Gue pengen aja ke sana," ujar Mita merona malu. "Gue pengen kasih buah apel sama Rio. Titipan dari mama gue."
Mita mengeluarkan satu kantong plastik yang isinya beberapa buah apel merah yang masih segar.
PUK
Wenda menaruh tangannya di kepala Mita. Seulas senyuman terpampang jelas di wajahnya. "Cie, kayaknya ada yang jatuh cinta, nih," ledeknya.
"I-ih apaan sih, Wen." Mita menutup wajahnya yang semakin lama semakin memerah seperti kepiting rebus. "Malu!"
Wenda tertawa keras. Ia suka sekali menggoda Mita, jarang-jarang ia melihat Mita malu-malu seperti sekarang. "Hahaha, malu, yah!" ledeknya lagi. "Yaudah kita ke sana sekarang. Tapi..." Ia menggantungkan ucapannya.
"Tapi apa?" tanyanya penasaran.
Wenda mengacak-acak rambut Mita gemas. "Lo jangan macem-macem yah di kamarnya Rio. Hahaha."
Setelah mengatakan itu, secepat kilat Wenda berlari keluar kelas, menghindari Mita yang akan mengamuk padanya.
"AH! Wenda!" Mita memicingkan matanya, ia pun mengejar Wenda yang berlari ke gerang sekolah.
****
Di dalam mobil Wenda dan Mita membicarakan banyak hal. Mulai dari kegiatan sekolah sampai kegiatan diluar sekolah. Wenda itu anak yang asyik, baik, diajak berbicara pun nyambung. Sebagai seorang perempuan Mita agak iri dengan sahabatnya ini. Ia punya segalanya, rumah, kekayaan, dan keluarga.Sampai suatu ketika ada perasaan aneh yang membuat Mita heran dengan sahabatnya yang satu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle (COMPLETED)
Teen Fiction#252 In Teenfiction (12/06/2018) #55 In Teenlit (25/07/2018) 17+ TAHAP REVISI [Part 45 sampai akhir akan di privat acak untuk menghindari adanya peniruan karya. FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA^^] "Mit, kamu mau dengerin permintaan aku, nggak...