Chptr 10 : Thinking of You

3.5K 274 24
                                    

"Terkadang kamu harus memilih untuk meninggalkan orang yang kamu cintai. Bukan karena kamu berhenti mencintai, tapi karena orang yang kamu cintai hanya melihatmu sebagai seorang 'teman'."

-Mita Listiana.

****

"Mit, aku sayang sama kamu," ucap Rio dengan nada rendah. Mita pun tak percaya apa yang ia dengar tadi.

"Kamu beneran sayang sama aku?" tanyanya tak percaya. Rio menganggukan kepalanya pelan.

Mita menitikan air mata. Tapi kali ini bukan air mata kesedihan, melainkan air mata kebahagiaan. Setelah lama menunggu sesuatu hal yang tak pasti, akhirnya penantiannya pun berakhir. Rio menarik tubuh Mita kedalam pelukannya. Tubuh Mita pun menegang. Jantungnya serasa akan meledak. Saat akan melepaskan pelukannya, hatinya pun melarangnya untuk melakukan itu, hatinya mengatakan untuk membiarkannya saja. Mita tak bisa berbuat banyak didalam pelukan Rio.

"Biarkan aku memelukmu walaupun hanya sebentar."

Rio memeluknya semakin erat. Mita membalas pelukan Rio sambil menangis di dada Rio. Ia merasa orang yang sangat bahagia didunia ini. Ia tak membutuhkan apapun lagi, selagi Rio ada disampingnya itu sudah cukup.

"Maafkan aku yang baru menyadari perasaanmu. Aku memang orang yang paling bodoh didunia ini. Disaat aku tengah memikirkan Yoana, aku sampai lupa kalau ada seseorang yang lebih berharga dan mencintaiku apa adanya. Maafkan aku," ujarnya sambil menangis.

"Tapi aku sadar, aku tak membutuhkan Yoana lagi dihidupku. Dia adalah masa laluku, dan kamu... adalah masaku hari ini, esok ,dan selamanya."

Rio pun melepaskan pelukan mereka. Melihat air mata Mita yang turun ke pipinya, Rio mengusapnya pelan dengan ibu jarinya. Rio menangkup wajah Mita dengan kedua tangannya. Seketika Mita pun berhenti menangis. Pandangan mereka pun bertemu. Rio memajukan wajahnya dan mencium lembut kening Mita. Rio mendiamkannya untuk sementara. Mita memejamkan matanya. Ia berharap sekali saja, waktu dapat berhenti sebentar. Ia ingin merasakan kehangatan cinta yang diberikan Rio untuknya. Hatinya tak bisa menipu diri bahwa ia sangat mencintai laki-laki yang ada didepannya ini, begitupun dengan Rio.

"Tapi maaf, aku harus pergi." Rio berjalan mundur.

"Apa maksud kamu?" tanya Mita tak mengerti.

"Waktuku sudah habis didunia ini."

"Hikss... kamu bicara apa? jangan pergi."

Tangisnya pun kembali pecah. Baru saja ia merasakan sesuatu yang disebut dengan kebahagiaan. Dan sekarang, kebahagiaan itu pergi begitu cepat. Ia berusaha memegang tangan Rio, tetapi ia tak dapat menggapainya.

"Kamu mau kemana?"

Rio tersenyum lemah, "Ketempat yang lebih baik. Tempat dimana aku tak dapat merasakan sakit lagi akibat penyakit kanker darahku. Tempat dimana aku bisa memperhatikan kamu dari jauh."

"Jangan pergi kesana. Bawa aku bersamamu," pinta Mita sambil terisak.

"Aku tidak bisa membawamu kesana, tempat itu sangat jauh."

"Kenapa kamu pergi? jangan pergi, aku mohon."

"Aku tak bisa tinggal disini lagi. Maaf, aku harus pergi. Aku sangat menyayangi kamu, Mit. Kamu adalah hal terindah yang pernah aku miliki. Walaupun kamu tak dapat melihatku lagi, tapi aku bisa melihatmu dari sana. Jangan pernah lupakan aku, simpanlah aku dihatimu yang paling dalam. Aku tak akan pernah melupakan kamu, walaupun itu hanya sedetik. Lanjutkan kehidupanmu, tolong jaga orang tuaku dan adikku. Bilang kepada mereka bahwa aku sudah merasa lebih baik. Aku mencintai kamu, Mita Listiana. Selamat tinggal."

Miracle (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang