"Untuk saat ini tujuan hidupku hanya satu. Yaitu melihatmu kembali sehat dan tersenyum seperti dulu. Aku akan melakukan apapun agar masa-masa indah itu terulang lagi. Cepat sembuh, aku mencintaimu."
-Mita Listiana.
****
"Bagaimana perkembangan Rio, dok?" tanya Anisa.
Dokter Bayu melepaskan kemeja putihnya dan menaruhnya di samping kursi. "Sejujurnya nyonya, kondisi tubuh Rio masih kurang stabil. Ia harus mendapatkan penanganan yang lebih serius lagi."
Anisa tersentak, "Ap-apa separah itu dok?" tanyanya gemetar.
"Untuk saat ini bisa dibilang cukup baik. Tapi siapa sangka jika dalam beberapa bulan atau tahun lagi penyakitnya akan kambuh lagi. Dengar nyonya, saya sangat peduli sama Rio. Saya sudah mengaggap Rio itu anak saya sendiri. Saya juga tidak mau sesuatu terjadi pada Rio."
"Jika kanker darahnya menyebar, itu akan membahayakan keselamatan Rio. Saya menyarankan untuk melakukan rawat jalan setiap bulan sekali. Jika semakin parah, kita terpaksa melakukan Kemoterapi."
Anisa menundukan kepalanya. Ia tak kuat mendengar kata-kata yang diucapkan dokter Bayu. "Kemoterapi dok? Bukannya itu berbahaya juga untuk Rio?"
"Kita terpaksa melakukan itu, nyonya. Jika..." dokter Bayu menghentikan ucapannya.
"Jika apa dok?" tanya Anisa kini mulai khawatir.
"Jika kemoterapi tak menunjukan adanya perubahan." Dokter Bayu menghembuskan napas berat, "Kita terpaksa membawa Rio ke Australia."
Anisa membungkam mulutnya tak percaya, "Australia? Kenapa harus di sana dok? Kenapa tidak di sini saja dok?"
"Saya punya teman yang bekerja di sana. Ia juga dokter spesialis kanker. Saya mulai bertanya-tanya mengenai penanganan rumah sakit di sana. Dan saya sudah melihatnya kalau peralatan mereka itu lebih canggih. Maka dari itu saya menyarankan Rio untuk dibawa ke Australia."
Anisa menarik napas lalu menghembuskannya pelan, "Kapan kita akan membawa Rio ke Australia?"
Dokter Bayu agak terkejut mendengar jawaban Anisa, "Kenapa nyonya langsung memberikan jawabannya tanpa berpikir dulu? Kita juga harus menanyakan ini pada Rio juga."
"Saya tidak peduli! Apapun akan saya lakukan untuk menyelamatkan anak saya. Bahkan jika harus menukarkan jiwa saya untuk Rio maka akan saya lakukan."
"Baik, nyonya. Kita akan melakukan kemoterapi terlebih dahulu. Jika tak menunjukan adanya perubahan maka kita akan langsung membawanya ke Australia. Paling lambat, setelah Rio lulus SMA dulu."
Anisa menganggukan kepalanya setuju. "Apapun aku lakukan untuk Rio."
****
Anisa berjalan di lorong rumah sakit. Sampai di depan pintu, ia melihat Rio tengah bermain dengan Mita dan juga Kevin. Belakangan ini juga ia sering melihat Rio tersenyum dan tertawa lepas. Seulas senyum di wajahnya yang cantik itu. Sudah sebulan lebih Mita bekerja sebagai asisten pribadi Rio, dan selama itu juga Rio banyak mengalami perubahan. Seketika ia teringat perkataan dokter Bayu padanya.
Flashback
"Nyonya. Siapa gadis yang bersama Rio belakangan ini?" tanya dokter Byau.
"Gadis? Mita maksud dokter?" tanyanya balik.
Dokter Bayu mengangguk pelan.
"Kenapa dokter membicarakan Mita?"
"Belakangan ini sikap Rio mulai berubah saat gadis itu datang di kehidupannya. Gadis itu, jangan biarkan dia pergi dari Rio!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle (COMPLETED)
Teen Fiction#252 In Teenfiction (12/06/2018) #55 In Teenlit (25/07/2018) 17+ TAHAP REVISI [Part 45 sampai akhir akan di privat acak untuk menghindari adanya peniruan karya. FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA^^] "Mit, kamu mau dengerin permintaan aku, nggak...