Chapter 35: Don't Tell Her

1.5K 107 1
                                    

Mita memegang erat tali tas punggungnya. Dengan wajah yang ditundukkan ke bawah Mita berjalan menuju kelasnya. Untuk sampai ke kelas, Mita harus melewati lapangan sekolah dahulu yang berarti ia akan bertemu dengan murid-murid yang lain.

Seperti ada tombol pause, murid-murid yang melihat kedatangan Mita langsung menghentikan langkah mereka. Ia bisa merasakan tatapan seluruh orang di sekitarnya kini tengah memandanginya dari atas sampai bawah layaknya seorang kriminal.

"Itu si Mita, yah?"

"Tuh Mita udah sekolah lagi."

"Kesian gue sama Mita jadi Korbannya Claudya."

"Guys, liat deh mukanya Mita lebam-lebam gitu."

"Kedengeran tau," gumam Mita.

Sepanjang jalan tak henti-henti telinganya mendengar murid-murid terus membicarakan dirinya. Seperti artis saja, pikir Mita.

"Kamu nggak usah dengerin ucapan mereka. Mulut mereka itu kayak petasan."

Mita tersendak saat mendengar suara seseorang dari belakangnya.
Ia pun menoleh. Dave melambaikan tangan tepat di depan wajah Mita.

"Hai, Mit," sapanya.

"Kamu itu kebiasaan kalo muncul tuh tiba-tiba. Bikin orang kaget aja," gerutu Mita sambil menepis tangan Dave dari hadapannya.

"Bukan aku yang muncul tiba-tiba, tapi kamu yang daritadi aku panggilin nggak noleh," cercanya.

"Eh, emang iya yah?" tanyanya polos

Tak

Dave menyentil dahi Mita gemas. Perempuan itu meringis kecil. "Kamu ini! Dikasih tau malah ngeyel."

Mita mengusap dahi menggunakan rambutnya. "Sakit, Dave," gerutu Mita.

"Mau aku anter ke kelas?" ucap Dave menawarkan diri.

"Nggak usah. Aku bisa sendiri kok," tolaknya halus.

GREB

"Udahlah nggak usah malu sama aku. Aku nggak gigit kok. Hahaha."

Tanpa peduli tatapan semua orang padanya, Dave menggenggam tangan Mita erat seraya berjalan ke kelas Mita. Mita pun pasrah, ia tak bisa menolak ajakan Dave. Ia membiarkan tangannya digenggam kuat oleh laki-laki di depannya. Laki-laki yang satu ini memang pemaksa.

Kedekatan Dave dan Mita pagi ini kembali menjadi perbincangan hangat untuk murid-murid yang haus akan gosip.

Kali ini Mita berjalan tanpa menundukkan kepala, ia menatap lurus ke depan. Ketika telinganya mendengar ocehan-ocehan tak jelas, Mita menuruti saran Dave. Ia sama sekali tak mengambil pusing ucapan-ucapan kejam mereka mengenai dirinya. Ia menutup telinga dan berusaha acuh dengan tatapan menusuk mereka.

"Sudah sampai!" ucapnya dengan nada baku sambil merentangkan kedua tangannya.

"Makasih, Dave," kata Mita sambil menyungging sebuah senyuman.

Tangan Dave mengusap kepala Mita, mengacak-acak rambutnya pelan. "Aku seneng ngeliat kamu bisa senyum lagi," ucap Dave.

PLAK

"Ih, Dave. Iseng banget sih." Mita menepuk tangan Dave yang jahil. Dave menarik cepat tangannya dari kepala Mita.

"Kalo gitu aku ke kelas dulu. Sampe ketemu jam istirahat."

Dave berjalan meninggalkan Mita, sementara Mita masih berdiri di ambang pintu kelas. Ia memandangi punggung Dave yang semakin lama semakin menjauh lalu hilang di balik dinding.

Miracle (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang