Chapter 17 : Mita, Rio, dan Dave

2.7K 162 13
                                    

Dengan santai Rio berjalan menuju kelasnya. Sepanjang jalan, tak henti-hentinya Rio menyungging senyuman di wajahnya. Ia sendiripun tak mengerti kenapa ia seperti ini, padahal ia hanya menjemput Mita di rumahnya, tetapi mengapa ia merasakan perasaan yang amat menyenangkan ini.

Rio menghentikan langkahnya, matanya menangkap sosok seorang perempuan yang sejak kemarin ingin ia jauhi, Claudya. Sebenarnya Rio bukannya tak menyukai Claudya, hanya saja Claudya itu sepertinya ingin sekali dekat dengannya.

"Rio!" pekiknya membuat telinga Rio berdengung kencang.

"Lo jangan teriak-teriak, kek. Ini masih pagi, Clau," tegasnya.

"Hehehe. Maaf, deh."

Rio memutar kedua matanya, "Ada apa?" tanyanya malas.

Claudya merogoh sesuatu di dalam sakunya. Dengan cepat, Ia menyodorkan sebuah tiket bioskop kepada Rio. Rio menaikan sebelah alisnya.

"Ini maksudnya apa?" tanya Rio heran.

"Malem ini kita nonton, yuk!" ajaknya.

Rio tersentak mendengar Claudya mengajaknya menonton malam ini, lebih tepatnya ia mengajak Rio untuk kencan.

Rio menggeleng cepat, "Nggak bisa, Clau," ucapnya matap.

Terpancar kekecewaan di mata Claudya saat mendengar jawaban laki-laki di depannya itu. "Ke-kenapa?" tanyanya gemetar.

"Karena... "Rio terdiam sejenak. Ia sedang mencari ide untuk menolak ajakan Claudya dengan cara baik. Mendengar ajakan Claudya saja sudah membuat Rio langsung merinding kaget.

"Karena apa, Rio?" ucap Claudya mengulang perkataan Rio.

"Gue mau nonton sama Mita," ucapnya keceplosan.

Seketika itu juga Claudya diam membisu. Tak ada satu kata pun terucap dari bibir Claudya. Seakan ada bongkahan es yang menimpa dirinya. Dingin dan sangat menyakitkan.

"Beneran kamu nggak bisa?" tanyanya berusaha memastikan ucapan Rio tadi. Rio menganggukkan kepalanya.

"Ya udah. Lain kali aja kita perginya, yah!"

"Iya, deh. Terserah lo, Clau," ujar Rio mengiyakan keinginan ucapan Claudya.

"Oke, deh. Kalo gitu aku ke kelas dulu, yah. Bye, Rio." Claudya berjalan, meninggalkan Rio yang masih berdiri di depan kelasnya.

Rio menatap punggung perempuan tadi dengan tatapan kosong. Setelah memastikan kalau Claudya sudah pergi meninggalkan dirinya, Rio pun melangkahkan kakinya masuk ke kelasnya.

Claudya berjalan dengan gusar menju kelasnya. Tiket bioskop yang tadi ia tunjukkan pada Rio, ia robek-robek sampai ke bagian yang paling kecil lalu membuangnya kasar ke tong sampah di sebelahnya.

Mita. Cewek itu selalu jadi biang masalah antara hubungan gue aama Rio. Dan sekarang dia mau kencan sama Rio? Ini nggak bisa dibiarin terus-menerus. Gue harus lakuin sesuatu. Kayaknya seru nih kalo tuh anak gue kerjain.

Claudya menyungging seringai menyeramkan sebelum ia melangkah menuju kelasnya.

****

"Aduh, mampus gue. Kenapa juga gue keceplosan ngomong kalo gue bakal nonton sama Mita? Bego, bego, bego!" makinya pada diri sendiri.

Sejak pelajaran pertama sampai bel istirahat, tak habis-habisnya Rio memaki-maki dirinya dengan sebutan kasar. Bagaimana tidak, dengan suara lantang ia mengatakan kepada Claudya bahwa ia akan pergi bersama Mita. Rio menyentakkan kakinya berulang-ulang, sesekali ia juga mengacak-acak rambut hitamnya.

Miracle (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang