Part 10 (Petaka sang teroris)

888 68 11
                                    


~~ Mari kita lihat para teroris kita~~

Elene.Itulah code name dari seorang pembunuh bayaran tingkat atas.Seorang wanita muda dengan kecantikan dan kemolekkan tubuh tiada tara.

Dan,inilah kali pertamanya ia merasa dipermainkan.Tubuh penuh tepung dan cat sudah menunjukan betapa nistanya penampilannya saat ini.

Dia butuh pelampiasan? Tentu.Kini anak buahnya sudah dia injak-injak dengan ganasnya.Wanita itu mengangkat kaki jenjangnya ke atas meja.Mengambil pistol laras pendek yang disembunyikan disela rok pendeknya.

"Cari dalang dibalik semua ini,CEPAT. I will kill you" bentak Elene penuh emosi.Tanpa menyadarinya ia sudah ditertawai oleh sekelompok anak yang melihat perbuatannya.

"Ahahahaha lihat wajahnya,menggelikan" tawa Via menggelegar.Semuanya bersyukur rumah ini sudah dipasang penyadap suara.

"Kulitnya warna-warni guys,mirip rainbow cake,ahahaha" tambah Oik dengan cerianya.Ify mengangguk menyetujui,dan Agni sudah mencoba menahan tawanya dari tadi.

"Ahhhh,seharusnya gue yang buat jebakan.Mungkin bentuk wajahnya akan menjadi permanen" komen Acha kecewa,semuanya hening.Walau Acha yg notebonenya adalah gadis 'normal' namun bila disituasi seperti ini sifat sadisnya akan keluar.

"Ahahahah,Acha lucu deh" tawa Keke yang membuat semuanya sweatdrop.Hanya gadis ini satu-satunya yang menanggapi ucapan Acha dengan santai.

"Ke? Elo sehat?" Seru mereka semua (-Acha) kompak.

"Ehh?"

Kembali ke Elene,wanita bule seksi yang malang.Saat ini dia menatap tajam ke penjuru rumah,ia dapat merasakan bahwa tempat ini dihuni oleh banyak orang beberapa saat yang lalu.Dari mana ia tau?tentu saja dari insting pembunuhnya.Dan melihat dari banyaknya jebakan ia meragukan bila hanya satu orang saja yang ia buru.Walau sebenarnya memang hanya Cakka seorang yang membuat semua jebakan itu.

"Mereka tidak serius membunuhku,atau jangan-jangan mereka.." sebuah seringai muncul diwajahnya.

"masih anak-anak"

Sementara anak-anak yang disebutkan tadi tampak tak menyadari perubahan raut wajah Elene,mereka masih asyik bercanda gurau dengan yang lain.Tidak mengingat situasi memang,namun inilah satu-satunya cara untuk menghilangkan ketegangan.

.

.

Oh,jangan lupakan Cakka yang saat ini tengah memegang pistol laras panjang ditangannya.Hasil dari memecahkan kode brankas ayahnya (jangan ditiru kecuali bila situasi mendesak(?)).Ia sudah mempersiapkan segala hal yang mungkin akan terjadi.

"Mmhhh guys,aku rasa aura wanita itu sudah berubah"komen Shilla,Alvin mendekat lalu ikut melihat perubahan gerak tubuh wanita itu. Semuanya kembali serius,tidak ada dari mereka yang meragukan kemampuan pasangan Alshill didepannya.

Shilla yang mampu melihat aura seseorang dan Alvin yang mampu mengetahui pikiran orang lain dengan mengamati gerak tubuh dan mata seseorang.Wow!bukannya itu duet yang mengerikan?

Kembali kecerita

Semuanya kembali menoleh ke arah layar cctv terlihat bagaimana wanita berusia dua puluhan itu pergi keluar dari kawasan perkarangan rumah Agni.

"...sudah cukup bermainnya anak-anak.Kali ini aku akan menghabisi kalian"

Wanita itu mengambil kamera kecil disekitar ranting pohon.Ray sedikit terlonjak karena wanita itu menghancurkan salah satu cctv.Hilang sudah uang jajannya selama sebulan.

"Cih kita ketahuan" kesal Ozy lalu menatap Ray yang pundung dipojokan.

"Ray? Cuma satu kamera kan? Lagi pula ntar juga diganti sama kak elang,tenang saja" komen Cakka membujuk Ray.

WARNA-WARNI KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang