Part 40 ( Diary Putih )

723 47 8
                                    

.
.

Cakka dan Agni membaca lembar demi lembar diary putih itu dalam. Setelah pulang dari rs Cakka langsung mampir kerumah Agni untuk membaca diary putih yang dilempar oleh Alvin tadi padanya. Dan benar saja apa yang dikatakan Shuuya, semua hal yang menjadi pertanyaan mereka jawabannya sudah ada didalam diary itu.

15 Mei 2009

Dear Diary

Hallo diary, aku sekarang udah SMA loh. Dan yang hebatnya aku masuk salah satu sekolah paling elit di Jakarta. Usahaku untuk mati-matian belajar akhirnya tidak sia-sia.

Cakka segera melewati beberapa lembaran sampai iris kelamnya menangkap sesuatu yang ganjil.

23 September 2009

Dear diary.

Aku mulai merasakan ada hal yang tidak beres dengan sekolah ini. Aku baru tau tentang tradisi PEMBULIAN sekolah terhadap salah satu murid baru atau pertukaran pelajar dari sekolah lain.

Mau tidak mau aku harus mengikuti kegiatan ini karna jujur saja. Ini cukup menyenangkan, hahahaha.

Agni dan Cakka kompak mengernyit menatap tulisan kusam. Dengan tak sabaran Cakka kembali membuka lembar berikutnya.

2 Oktober 2009

Diary..
Hari ini target sekolah berbeda. Ah gara-gara dua anak yang dibuli kemarin masuk rsj kami jadi tidak punya mainan lagi. Bosaaaann.

.
.
.

"AGNI!! NUMPANG MAKAN!!"

Agni dan Cakka yang semula serius langsung buyar mendengar teriakan Deva dari luar. Trio tuyul mulai datang menyerang rupanya.

"Eh trio kamfret! Tiap hari lo pada minta makan emang rumah gue apaan ha?" Terdengar gerutuan kak Riko dari luar. Dengan terpaksa mereka menyimpan kembali diary itu.

"Ini krisis akhir bulan anak kos. Kak piko harusnya ngerti dong."

"Piko-piko lo kira gue kopiko?"

"Buset dah kalian berantem di depan rumah gue. Sekalian aja noh depan kantor polisi biar dimasukin sel sekalian," kesal Agni.

"Gue laper, dari kemaren kerja rodi kagak dibayar. Karena berhubungan kalian berdua yang rajin nyuruh-nyuruh gue sekarang gue minta bayaran," tuntut Ray rada kesal. Akhir-akhir ini dia memang sibuk mencari informasi dan sebaginya karena perintah pasangan didepannya ini. Dia butuh perbaikan nutrisi ingat. Walaupun tetap ehem-rada-pendek sih.

"Bayaran makan maksud lo? Kenapa tuh makhluk bedua juga ikut?"

"Kita bertiga sepaket, kalau gue dapat jatah makan mereka juga dapat." Jawab Ray lalu bertossan ria dengan Deva dan Ozy. Mereka bertiga hanya geleng-geleng kepala menghadapi tingkah absurd trio tuyul itu.

Dan pada akhirnya ya beginilah keadaannya, trio tuyul yang sudah duduk manis dan sudah siap menerkam berbagai makanan didepannya. Agni memutar bola matanya melihat sang bunda dengan senang hati memasak banyak makanan untuk trio tuyul tak tau malu tapi temen itu.

"Ngomong-ngomong Ag, lo dapat kasus lagi? Gue gak ngelarang sih karna udah biasa. Tapi kalau sampai kejadian Alvin kemarin juga terjadi sama lo gue gak yakin bunda bakal ngizinin lo bertahan di nih grup." Bisik Riko pada Agni. Gadis manis itu hanya terdiam lalu mengangguk, ia tidak ingin membuat sang bunda khawatir namun kasus kali ini tidak main-main. Semua teman-temannya ikut bertaruh nyawa untuk hal ini.

"...gue usahain."

"Lo juga cewek jangan banyak-banyak berantem."

"Gak janji."

WARNA-WARNI KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang