Part 20 ( Dibalik layar )

840 52 6
                                    

.
.
.

Sudah 10 menit waktu berlalu sejak kejadian pembajakan dari Silver. Pria beruban-sebutan dari Ray- terlihat santai dengan kemudinya. Tak gentar sedikitpun dengan todongan senjata dari Rio.

"Pak uban! Aku tidak bisa mengaskes sistem itu lagi! Sepertinya sudah dimatikan oleh pusat," komen Ray menatap laptopnya jengah lelaki gondrong itu sudah lelah sekarang.

Silver sedikit berjengit mendengar kata 'uban' dari Ray barusan. Apa mata anak itu bermasalah dan tidak bisa membedakan umur seseorang ?

Jelas dari melihat sekilas saja orang tau bahwa Silver berumur sekitar dua puluhan. Dengan rambut diwarnai hitam keabu-abuan dan sorot mata tajam serta ketampanannya yang menjadi daya tarik lebih.

"...tak masalah,mereka pasti sudah bergerak"

"Gue bingung! Yang elo maksud 'mereka' itu siapa?"desis Rio.

"Oii yo!! dia lebih tua dari kita gevlek sopan dikit dong"kesal Ify yang bikin mod Rio makin ancur.

"Lah? Biasanya kita juga sama kak El atau Riko pakek LO-GUE biasa aja jangan terlalu formal! Geli gue-Wadaawww"

Rio berjengit setelah merasakan cubitan maknyus dari Ify. Gadis ramping berkulit putih khas Asia itu menggeleng-gelengkan kepalanya seolah Rio adalah anaknya yang lagi ketahuan nyuri.

"Ingat situasinya juga bego! Iih beneran lo ngesilin banget."

"Yang ngesilin kan gue! Ngapa lo yang sewot?"

"Haaaaa??"

"OK CUT!! Gue lagi males liat FTV disini" potong Via lalu mengamankan Ify. Dibantu oleh Gabriel yang juga mengamankan Rio.

Silver mengabaikan pertengkaran absurd dari pasangan-uhum-calon pasangan tersebut. Pandangannya fokus ke arah jalanan. Bila tidak ada hambatan mereka akan sampai ke perbatasan 30 menit lagi.

Fokus Silver sedikit buyar setelah mendapati Cakka dan Agni terus menatapnya. Oh, bukan hanya mereka berdua. Anak-anak juga sedang melihat kearahnya. Bahkan anak yang seingatnya bernama Bagas sudah duduk dipangkuannya dari tadi.

"Silver bukan nama aslimu kan?"tanya Agni. Silver hanya diam tidak mau merespon.

"Pak uban, kuberi saran saja sebaiknya kau menjawab pertanyaan tuh cewek. Marahnya horor loh," komen Ray. Agni menatap lelaki gondrong didepannya kesal.

"Lo mau gue makan duluan Ray?"

"-nggak makasih gue lebih suka elo makan Cakka sekarang"

"Lah kok gue? Lagian kan Agni sayang banget sama gue, gak bakal lah dia sejahat itu."

"Siapa bilang Agni gak jahat? Gebetan elo itu sadis tauk!"celetuk Deva ikut nimbrung, terlihat tuh anak tidak sayang nyawanya sendiri. Agni sudah siap untuk menghajar dua cecunguk didepannya. Silver yang melihat semua itu menghembuskan nafasnya jengah.

"....mereka berisik"

.
.
.

Ray memutuskan untuk menshutdown laptopnya karena tidak dapat menyambungkan komunikasi. Dan terimakasih atas kiriman virus itu Ray berhasil melacak dimana pengirimnya berada.

"Lembaga pemerintahan... apa sistem pusat bisa diretas semudah itu?"

"Lebih tepatnya beberapa oknum pemerintahan yang melakukannya," sambung Silver. Ray menatap pria itu dengan tatapan penuh selidik.

"Jika yang kau katakan tadi memang benar.. apa kau korban eksploitasi anak?"

"Hnh...kurasa"

"Ehemm.. jadi sekarang kita akan melawan seseorang dibalik layar pemerintahan? Jika dibiarkan negri ini bisa hancur" komen Cakka lalu bersandar. Lelah memikirkan apa yang mungkin akan terjadi. Pria itu hanya diam mendengar komentar Cakka.

WARNA-WARNI KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang