.
.
.Alvin berjengit ketika merasakan hawa dingin mulai mendekatinya. Cowok kalem itu menghembuskan nafas sejenak, lalu segera melangkah menuju pintu. Mengabaikan suara-suara aneh yang makin jelas terdengar.
' mau kabur? Tak kan kubiarkan! '
BRAKKK
Alvin reflek melompat mundur mendapati pintu lab yang menutup dengan keras.
Oh hell walaupun Alvin bukanlah seorang yang penakut tapi tetap saja bila di situasi seperti ini membuatnya sedikit panik. Suara itu terdengar semakin mendekat membuat cowok itu terpojok.
"Aku tidak menganggu jadi minggirlah," seru Alvin memegang gagang pintu erat. Tidak mau menoleh sedikitpun kebelakang.
Hening sejenak, Alvin tidak merasakan lagi suasana mencekam seperti tadi. Helaan nafas lega yang baru saja dikeluarkannya berubah kembali menjadi deruan panik ketika mendapati seluruh ruangan mendadak bergetar hebat.
.
.
PRANGGGG
BRAAKKKK
KRAKKK
.
.Alvin berjongkok melindungi kepalanya dari serpihan bohlam lampu dan kursi yang terlempar ke arahnya. Hampir saja mengenai kepalanya apabila cowok itu tidak segera menghindar.
"Tchhh.. jika lo manusia udah gue balas lo," kesal Alvin menatap sosok perempuan yang berdiri didepannya garang. Sosok pucat itu menatap Alvin kosong, lalu berlahan jari putih iti terangkat mencoba menggapai.
Alvin mundur berlahan seiring sosok entah-apa-itu mendekat dan berusah menyentuhnya.
' aku manusia.. aku bukan binatang..'
'Lo bukan keduanya bego,'
Pikir Alvin yang pada akhirnya kembali terpojok di dinding.
' aku kesepian... mereka jahat padaku '
Demi apapun Alvin tidak pernah terpikir akan terlibat pengalaman menyeramkan seperti ini. Apalagi sekarang tuh makhluk sedang curhat dengannya. Oh andai tuh hantu tau bahwa Alvin selama ini selalu mengusir Rio dari kamarnya bila tuh anak mau curhat dengannya.
Dan sekarang malah makhluk-entah-apa-itu yang ingin curhat?. Alvin ingin mengusir tapi apa daya soalnya tuh makhluk bukan manusia. Kalau manusia udah kena bogem mentah Alvin sedari tadi.
' bantu aku membalas dendam! '
Getaran di ruangan tersebut menghilang. Alvin seketika menatap sosok cewek itu datar, fix tuh makhluk mulai ngelunjak dan Alvin tidak menyukai itu.
"Tidak terimakasih aku tidak berminat," komen Alvin datar. Sosok itu terlihat marah dan seluruh ruangan lab kembali bergetar.
' AKU AKAN MEMBUNUHMU! '
BRAKKKHH
Pintu lab mendadak terbuka lebar, Alvin tidak menyiakan kesempatan itu dan segera meraih tasnya lalu kabur. Sosok itu terlihat kaget dan segera mengejar Alvin. Namun sosok lain muncul menghalangi, sosok yang sama yang selama ini mengawasi dan melindungi cowok itu.
' Bagaimana kalau kita berbincang sebentar? '
.
.
.Cakka, Rio, dan Gabriel menatap Alvin dengan wajah bingung. Sedari tadi sohib kalem mereka itu datang dengan wajah pucat. Saat ini mereka sedang berada di rumah Cakka, dan satu jam yang lalu Alvin datang dan duduk diam di samping Rio.
Cakka menatap Alvin yang sedikit berantakan, cowok itu masih mengenakan seragam yang agak kotor dan yang membuat mereka penasaran adalah kondisi Alvin yang saat ini penuh keringat dan wajah yang pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARNA-WARNI KEHIDUPAN
Misteri / ThrillerKehidupan tak selamanya mengarah pada jalan yang sama melainkan terus berubah seiring berjalannya waktu. Entah jalan yang kita lewati nanti akan lurus, berliku, bercabang, atau yang lainnya. Semuanya akan terasa berwarna bila dijalani. Keluarga, sah...