.
.
.
.
Alvin melajukan motornya dengan kecepatan penuh melintasi jalanan padat ibu kota. Sesekali giginya bergemetuk menahan amarah yang mulai tak terkendali. Sementara itu sedari tadi Shilla memeluk pinggang kekasihnya erat seraya berharap mereka tidak tabrakan atau jatuh nantinya.Motor itu akhirnya berhenti di kediaman Phentomhive dan melihat sang kekasih yang langsung memasuki rumah tanpa melihat kearahnya membuat hatinya berdenyut sakit, dengan raut kecewa Shilla ikut memasuki kediaman Alvin yang disambut bingung oleh Karin.
"Ada apa? Apa kalian bertengkar?" tanya Karin khawatir melihat calon-ehem-menantunya itu.
"Tidak tan..ehehe,Alvin hanya sedang terburu-buru mencari sesuatu dikamarnya." Dan Shilla bisa menghela nafas lega melihat reaksi Karin yang tidak terlihat curiga.
"Aneh sekali, Alvin bahkan tidak menyapa ka-ssanya dulu malah langsung masuk kekamarnya. Makanya tante khawatir bila kalian bertengkar. Tapi sepertinya tidak ada apa-apa nee?"
Gadis cantik itu hanya tersenyum mendengar penuturan Karin, sebenarnya ia juga tidak tau apa yanh dipikirkan oleh Alvin sekarang. Namun dari aura yang terpancar dari kekasihnya memang sedang dilanda kemarahan yang diredam, Shilla dan yang lainnya sebenarnya tau Alvin sedang menybunyikan sesuatu. Namun ia dan yang lain memilih untuk menunggu Alvin menceritakannya sendiri.
Karena begitulah lelaki itu bertindak, ia pasti menceritakan pada mereka semua bila memang sudah waktunya.
"Bunny...Ka-ssan.."
Karin dan Shilla langsung tersenyum melihat perubahan raut wajah Alvin. Alvin akan selalu memanggil mereka seperti itu bila melakukan sebuah kesalahan, dengan raut wajah bersalah yang jarang ditunjukan oleh wajah datarnya itu lelaki yang terkenal akan julukan ice prince memeluk kedua wanita yang sisayanginya itu erat.
"Maaf---terutama untukmu bunny princess aku mengabaikanmu dari tadi."
"Gak apa lagi Vin, lagian jangan manggil gitu lagi ihh rasanya seperti Ozy yang manggilin Acha."
Mereka berdua saling pandang sejenak lalu akhirnya tertawa kecil. Sang mama yang melihat hanya tersenyum tipis lalu teralih melihat sesuatu yang dibawa Alvin, sebuah brankas kecil yang berkarat. Karin bingung kenapa Alvin masih menyimpan brankas yang sepertinya sudah tidak bisa digunakan lagi itu.
"Alvin..untuk apa brankas itu?"
"Hmh? brankas?" Shilla langsung terfokus ke arah tangan Alvin, mendapati brankas berkarat tersebut yang dipegang secara hati-hati oleh Alvin.
Alvin melihat brankas tersebut lalu tersenyum tipis, sepertinya ini sudah waktunya menceritakan semuanya pada keluarga dan teman-temannya.
"Kemungkinan ini adalah apa yang mereka incar sekarang ma, Shill lo bisa hubungi anak-anak kesini. Gue bakalan ngehubungi bokap dan kak El."
Karin dan Shilla kontak memandang brankas itu penuh minat. Shilla segera mengambil iphone miliknya dan membuka grup kecil mereka.
.
.
.
.Rumah Kecil
A.S guyssss segera kerumah Alvin sekarang!! DARURAT
OzyprincenyaAcha ada makan-makan lagi? Gue mah cuss, lagi pengen main game hehe
IelGantengg ^ atas gue kumat
Oikky gue masih dirawat Shilla cantik kesayangan Alvin tapi rada bloon T-T !!! Tega kalian ninggalin gue sendiri?
Oikky fix lo semua bukan temen gue!
KAMU SEDANG MEMBACA
WARNA-WARNI KEHIDUPAN
Mystery / ThrillerKehidupan tak selamanya mengarah pada jalan yang sama melainkan terus berubah seiring berjalannya waktu. Entah jalan yang kita lewati nanti akan lurus, berliku, bercabang, atau yang lainnya. Semuanya akan terasa berwarna bila dijalani. Keluarga, sah...