"Elene... Lo-"JDAAK
Radith memukul stir mobilnya keras, kepalanya berdenyut sakit memikirkan bahwa Elene telah mengkhianatinya.
Elene memang gadis yang susah ditebak. Dan seharusnya dari awal dia tidak perlu membicarakan lokasi dan rencana mereka pada Elene tadi.Penyesalan pasti selalu datang terlambat huh
"Semua kacau! Gue kagak tau situasi Agni sekarang gimana dan apa Rio baik-baik saja, bagaimana caranya kita bisa lepas dari situasi sulit ini" kesal Ray.
Saat ini mereka baru sampai di rumah sakit dan berita mengerikan itu muncul. Mau tidak mau mereka bertiga harus menyusul ke mall, selagi mereka menunggu Shuuya membawa beberapa obat-obatan Ray terus meminta kabar pada teman-temannya untuk situasi terbaru mereka disana.
"Seharusnya aku tau kalau Elene itu tidak bisa dipercaya," kesal Radith.
"Jangan terlalu larut, intinya semua telah terjadi dan Milkweeds pasti tau bahwa kita sudah di mall. Tunggu? Apa ini di sengaja agar kita berkumpul dan meledakkan kita bersama dengan mall itu?" pikiran aneh namun masuk akal menyerang Ray.
"Mereka terlalu baik bila melakukan itu, kurasa ada permainan yang akan mereka siapkan disana."
Suasana mendadak hening karena Radith dan Ray sama-sama diam dan memikirkan semua yang mungkin akan terjadi. Tak lama kemudian Shuuya dengan mengenakan kaos putih dibalut dengan jaket levis dan celana berwarna Cream yang kontras dengan warna kulitnya. Jangan lupakan tas ransel hitam sedang dipunggungnya.
"Sempet-sempetnya lo ganti baju," komen Ray karena seingatnya sedari tadi Shuuya mengenakan seragam sekolah mereka.
"Ide buruk bila mengenakan seragam sekolah saat misi seperti ini bukan?"
Masuk akal
Tapi entah kenapa Shuuya selalu menggunakan seragam sekolah saat diluar dari rumah sakit dan sekolah.Apa selama ini Shuuya kekurangan baju?
Mari kita tinggalkan pikiran Ray yang kusut seperti gumpalan benang.
"Bila kondisi Rio kritis mau tidak mau kita harus kerumah sakit untuk peralatan yang lengkap"
.
.Cakka berlari melewati pengunjung mall yang lain dengan panik. Bukan hanya dia saja, namun seluruh klub kecil mereka juga mencoba menahan kepanikannya.
Jika sesuatu terjadi pada Agni dia akan menyalahkan dirinya kali ini, seharusnya ia berada disamping Agni sekarang, seharusnya dia tidak perduli dengan bom di lift tersebut.
Dan membiarkan banyak orang yang mati?
Untuk sejenak, Cakka merasa dirinya Egois.
"Rio cukup kuat bagaimana bisa dia tertusuk pisau semudah itu?" tanya Deva. Cakka, Deva dan Gabriel bertemu dilorong dan menuju arah yang sama.
"Alvin bilang ada luka bakar kecil mirip standgun di punggung Rio, sepertinya dia sempat disentrum dulu sebelum ditusuk." Jawab Gabriel.
"Elene sialan! Jika terjadi sesuatu pada Agni gue--"
JTTAK!!
Tenang saja, Bogeman keras dikepala Cakka tidak akan membuat pemuda itu amnesia ala sinetron kok. Setidaknya cukup untuk menenangkan pemuda itu untuk sementara.
"Gimana Cak? Udah tenang? Kebetulan gue juga butuh pelampiasan haha," sempat juga si Gabriel tertawa.
"Ssssttt...." Deva memberi kode untuk mereka berdua tenang, mereka sudah sampai di parkiran bawah. Dengan langkah kaki ringan dan cepat mereka segera bersembunyi di balik tembok beton lalu melihat yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARNA-WARNI KEHIDUPAN
Mystery / ThrillerKehidupan tak selamanya mengarah pada jalan yang sama melainkan terus berubah seiring berjalannya waktu. Entah jalan yang kita lewati nanti akan lurus, berliku, bercabang, atau yang lainnya. Semuanya akan terasa berwarna bila dijalani. Keluarga, sah...