.
.
.Alvin membuka kedua matanya berlahan begitu merasakan sentuhan lembut di wajahnya. Pandangan yang semula agak kabur berlahan terfokus memperjelas sosok sang mama yang masih setia menatapnya dan menampilkan senyum indahnya.
"Hari ini istirahat dulu ya, demammu masih belum turun. Mama sudah menghubungi gurumu jadi hari ini tidak sekolah. Oke?"
Ya, setelah kejadian absurd plus horor di rumah Cakka semalam mereka memutuskan untuk langsung kabur. Tidak perduli dengan cuaca diluar yang saat itu hujan deras Alvin tetap ngotot untuk pulang mengendarai motornya.
Dan alhasil dia demam sekarang. Cowok turunan Jepang itu meringgis merasakan kepalanya yang masih terasa pusing dan nyut-nyutan.
Alvin lebih curiga bila ini efek dari melihat entah-apapun-itu. Yang masyarakat sering menyebutnya dengan istilah 'keteguran'.
Kalem-kalem begitu tapi Alvin masih percaya dengan hal begituan. Toh, dia sudah mengalaminya sendiri.
"...gue harap mereka baik-baik saja.. "
.
.
."Hatchiiimm.."
"Haisss Zy kalau bersin jangan di arahin ke gue dong, virusss" protes Deva lalu menjauhkan diri dari Ozy. Cowok manis itu mengusap hidungnya lalu nyengir.
"Ehehehe sory Dev, efek kehujanan semalem hidung rada gatel."
"Gue juga kehujanan kalo lo lupa," komen Deva lalu segera melangkah keluar dari kamar Ozy.
Sedari tadi Deva menunggu Ozy berdandan di kamarnya. Yakali tuh anak gadis jadi-jadian ribet amat dandannya. Rambut yang disisir ke kiri lah, ke kanan lah. Bego amat, Deva benar-benar keki menunggu sohib onengnya itu.
"Dev, Ozy mana?, tuh anak dandan apa tidur?," Ray menggerutu di depan kamar Ozy.
"Au dah, ngeramin telur kali."
"Duo tuyul my prince Ozy sudah siappppp!!!"
Ozy keluar dengan latar belakang bunga-bunga. Gak ding, biasa aja. Deva dan Ray langsung menimpuk sohib oneng bin narsis mereka itu kesal. Mereka dibikin telat oleh nih bocah satu.
"Prince-prince pala lo peang! Lo udah bikin kita telat tau kagak!," Deva mengelus dadanya pelan. Berharap agar dia tidak segera nenggelemin sohib onengnya ke segitiga bermuda
"Sekali-kali telat kagak apa kali, ahhh gue kangen gorengan mas Bomo"
"Mas Tomo Zy," koreksi Ray jengah. Ya, memang sih. Si trio tuyul aka-Deva-Ozy-Ray waktu masih di sekolah lamanya suka nongkrong di kedai gorengan yang letaknya berada di depan sekolah mereka. Mas Tomo penjualnya selalu kasih mereka diskon bila makan di sana.
Katanya sih biar dagangannya makin laris.
Dikira tuyul beneran kali yak.
Mereka bertiga jalan kaki menuju sekolah mereka. Toh, kos Ozy dan Deva tepat berada di sebrang sekolah mereka. Pintu pagar yang sudah tertutup menyambut mereka. Satpam yang berjaga terlihat menyunggingkan senyum sinisnya melihat mereka bertiga yang telat.
Oke fix nih satpam ngajakin tawuran.
"Yahh.. baru juga telat 2 menit, lebay amat nih sekolah." Deva menggerutu melirik jam tangannya.
"Udah yuk capcus! Bolos sekali-kali juga kagak apa," komen Ray masa bodo. Ozy mengangguk setuju.
"Kita cari kegiatan berfaedah nyok, kan Alvin lagi sakit noh. Kita kerumah tuh anak aja, itung-itung nemenin tuh anak." Ujar Deva bersemangat. Padahal sebenarnya ia ingin makan gratis di rumah Alvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARNA-WARNI KEHIDUPAN
Misteri / ThrillerKehidupan tak selamanya mengarah pada jalan yang sama melainkan terus berubah seiring berjalannya waktu. Entah jalan yang kita lewati nanti akan lurus, berliku, bercabang, atau yang lainnya. Semuanya akan terasa berwarna bila dijalani. Keluarga, sah...