Part 37 ( Permulaan )

755 52 9
                                    

.
.
.

Ify membawa tumpukan buku yang berada ditangannya dengan susah payah. Berterimakasihlah pada wali kelasnya yang dari sekian umat didalam kelas malah menyuruhnya untuk membawakan tugas segunung banyaknya keruang guru. Alhasil sekarang untuk menyeimbangkan tubuhnya saja ia mengalami kesulitan.

Guru kayak gini nih yang harus ditenggelamkan.

Ify terus merutuki gurunya sampai akhirnya tiba-tiba ia merasakan buku-buku diambil alih. Irisnya tertuju pada sosok lelaki tampan disampingnya.

"Kenapa membawa ini sendirian?," tanya Shuuya, lelaki itu. Seketika gadis itu tersenyum kikuk.

"Ehehe... tadi gurunya ngasih tugas lain didalam jadi tidak ada yang bantuin," jawab Ify jujur. Dan kembali gadis itu merutuki kelakuan gurunya yang sepertinya memang sengaja mengerjainya. Entah kenapa fikirannya langsung teringat pada foto yang ditunjukan trio tuyul semalam.

Gadis itu seketika bergidik ngeri bila itu memang benar.

"Berbahaya bila membawa buku sebanyak ini sendirian."

Shuuya dengan cekatan membawakan buku-buku itu keruang guru. Sesampainya disana mereka berdua ditatap pandangan aneh oleh para guru. Ify menunduk dengan perasaan bingung, pasti semua guru melihat mereka berdua seperti sepasang kekasih. Rio mau dikemanain coba?

"Shuuya..trims lo udah bantuin gue, gue bener-bener tertolong." Seru Ify ketika melihat Shuuya yang kembali kekelas. Shuuya hanya mengangguk kecil lalu kembali berjalan.

"Terimakasih sama siapa lo Fy?," tanya Rio mendadak nongol. Ify berjengit kaget lalu gadis itu seketika gugup.

"Ahh itu gue berterimakasih sama Shuuya, dia bantuin gue bawain buku tadi." Jawab Ify. Terlihat raut wajah Rio yang berubah dingin.

"Oohhh..."

Rio mengepalkan kedua tangannya erat. Tadi ketika wali kelasnya menyuruh Ify membawa tumpukkan buku tugas ia sudah ancang-ancang untuk membantu dang doi. Namun karna ia mendapat ancaman nilai merah kalau belum mengerjakan tugas dengan terpaksa cowok itu mengerjakan tugasnya dulu.

Rio menggerutu sampai akhirnya menyadari sesuatu. Bukannya Shuuya itu sekelas dengan mereka?

Ahh dia lupa bila Shuuya memang tidak terlihat dari tadi pagi. Dan tiba-tiba cowok jepang itu datang membantu Ify dengan timing yang tepat dan itu bukan sekali saja tapi berkali-kali.

Ini pasti bukan kebetulan tapi kesengajaan.

"Yo sumpah ekspresi lo nakutin banget," ucap Ify menyadarkan Rio.

"Ahaha sory Fy kita kekantin yuk, Agni dkk udah kesana duluan." Komen Rio lalu menarik tangan Ify pelan. Ify yang merasakan detak jantungnya yang mulai berulah hanya menunduk. Membiarkan dirinya dituntun oleh lelaki hitam manis itu.

Lagi-lagi mereka tidak menyadari puluhan pasang mata yang menatap mereka tajam.

.
.

Shilla dan Alvin menatap wali kelas mereka dengan penuh selidik. Sedari tadi sepasang kekasih itu duduk menunggu hasil keputusan wanita paruhbaya didepannya sekarang. Shilla sebenarnya tadi hanya sedikit menguji dengan meminta arsip sekolah 8 tahun yang lalu. Dan mereka berdua mendapati gelegat aneh dan aura indigo pekat yang kentara pada wali kelasnya.

Aura indigo pekat ini berarti sang wali kelas berada dalam tekanan dan juga kecemasan.

Terjawab sudah hal aneh apa yang ada disekolah ini.

"Untuk apa? Arsip itu tidak bisa dipinjam begitu saja. Kalian harus meminta izin dulu pada kepala sekolah," komen sang wali kelas menatap mereka berdua pura-pura tidak gugup.

WARNA-WARNI KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang