.
.
.
Rio melompat turun dari mobil lalu segera berlari ke arah dataran tinggi. Mencari tempat yang sekiranya strategis untuk menembak target. Ditatapnya teman-temannya yang menyembunyikan mobil didekat rimbunan tinggi semak-semak sekitar 100 m dari tempatnya sekarang berada."Fyuhh..sekarang hanya tinggal menunggu."
Tatapannya teralih pada Ify dan Alvin yang datang dibelakangnya
Alisnya sedikit mengerut karena tidak mendapati Gabriel yang seharusnya ada bersama mereka berdua."Iel mana?" Tanya Rio pada Alvin. Alvin tidak merespon sama sekali dan tentu saja Rio jadi kesal.
"Gabriel di gubuk kecil kita yo ntar juga dia kesini," jawab Ify buru-buru sebelum terjadi perang dunia ke tiga disini.
"Gue nanya ke Alvin bukan ke elo Ify," kesal Rio. Ify menjitak kepala Rio pelan lalu mendekat.
"Seharusnya elo nyadar bego,situasi Alvin saat ini." bisik Ify memelankan suaranya. Rio terdiam,ia mulai paham situasinya.
"Tuh anak kayak cewek PMS a-DUAKH"
Ify menatap adegan sadis didepannya ironis. Nggak-nggak, bukan Rio yang tertimpa pohon atau hal yang menyeramkamkan lainnya, namun lebih tepatnya kepala Rio yang mendapat pukulan dari ujung pistol laras panjang tipe [1] AK-47 yang dipegang Alvin.
.
Cukup menyakitkan memang.
."Gue bisa denger elo yo," komen Alvin datar. Ify berusaha untuk tidak tertawa untuk saat ini.
"Ssshhh Alvin odong sakit kamfrett," kesal Rio yang dianggap angin lalu oleh Alvin.
Alvin maju kedepan. Bersembunyi diantar semak-semak sambil memposisikan tubuhnya dengan keadaan tiarap. Rio dan Ify juga siap diposisi masing. Hanya tinggal menunggu Gabriel yang bertugas sabagai pemantau.
"Mereka datang!!," Pekik Iel yang sudah nangkring diatas pohon disamping Rio.
.
Krikk..krikk..
."Sejak kapan??" Batin mereka bertiga sweatdrop.Lalu kembali fokus setelah mendengar suara deruan mobil dari kejauhan.
Tak lama kemudian datang 5 mobil berwarna hitam yang melaju dengan cepat.Sepertinya saat ini mereka benar-benar kehilangan mangsa mereka.
.
Atau kali ini mereka yang akan dimangsa.
.Alvin dengan cepat menembak ban-ban mobil mereka sehingga ban itu pecah dan membuat mobil-mobil itu terpaksa terhenti.
Rio yang bertugas sebagai pendukung menembak senapan pistol salah satu pria yang keluar pas mobil terhenti.
Baku tembak tak terelakan lagi. Walaupun masih usia muda Rio,Alvin,dan Iel cekatan menembak senapan yang ada di tangan puluhan pria tersebut.
Mereka ingin mengincar hal lain. Namun motto seseorang yang berkelabatan di pikiran mereka bertiga membuat mereka mengurungkan niat tersebut."Bila mereka menggunakan senjata tembak saja senjata ditangannya,atau bila mereka masih melawan tembak kakinya atau patahkan kaki dan tangannya"
.
Ya sadis juga dong
.Rio menggunakan pistol laras panjang berjenis [2] SPR2 Pindad,senjata asli Indonesia yang berhasil membuat dunia gempar.
Dari mana tuh anak dapat senjata khusus para TNI itu?
.
Tentu saja karena senjata itu adalah senjata milik papanya yang saat ini memilik pangkat seorang Jendral dalam TNI angkatan darat.
.
.
Bukannya Rio dan Cakka itu cocok?sama-sama cocok karena kemampuan mereka diturunkan oleh papanya masing-masing.
.
.
Kembali kecerita
.
.
Salah satu pria berpostur besar dengan tampang sangar dan penuh bekas luka hampir saja menembak kepala Alvin. Sayang sekali hal itu tidak mungkin terjadi karena Rio sudah menembak senjatanya duluan. Namun pria tersebut tidak menyerah begitu saja,ia segera mengambil senjata yang Rio ketahui berjenis [3] PSG1 itu lari kearah bebatuan besar. Rio tersenyum sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARNA-WARNI KEHIDUPAN
Mystery / ThrillerKehidupan tak selamanya mengarah pada jalan yang sama melainkan terus berubah seiring berjalannya waktu. Entah jalan yang kita lewati nanti akan lurus, berliku, bercabang, atau yang lainnya. Semuanya akan terasa berwarna bila dijalani. Keluarga, sah...