.
.
."Alvinn!! Ayo bangun sayang ini sudah siang!!"
Aktivitas seperti biasa dihari tenang keluarga Phentom. Dimana sang ratu dirumah akan membangunkan keluarga kecilnya seperti sekarang. Namun bedanya kali ini terdapat sang pangeran kecil lain yang ikut membantu sang mama.
"Kak Alvin ayolah!! Jangan lupakan janjimu kemarin!!" Rian menarik selimut sang kakak kuat. Pemuda yang masih bergelung dalam selimut itu mulai membuka kedua mata sipitnya berlahan. Mulai merasa terganggu dengan kelakuan adik barunya dan juga sang mama yang masih setia menutup hidungnya.
"Ma, aku tidak bisa bernafas." Gerutu Alvin dan membuat Karin, mama Alvin tersebut melepas tangannya dari hidung mancung sang anak.
"Ayo bangun, pacarmu sudah dari satu jam yang lalu membuatkan kita serapan. Mama tidak jamin bila dia tidak marah padamu sekarang," Mama Alvin dan Rian seketika menahan tawa melihat mata sipit itu sedikit melotot. Dan dengan reaksi yang sangat cepat ia segera meraih handuk dan berlari kekamar mandi.
"Ma, itu kakakku yang katanya pangeran es itu kan?" tanya Rian sembari terkekeh kecil.
"Pffttt.. yang mama tau dia putra mama yang paling perhatian dan juga susah bangun hnh?"
Dan kembali mereka berdua tertawa kecil lalu segera pergi ke ruang makan untuk menemui calon keluarga baru mereka kelak. Terlihat Shilla yang masih asyik berbicara dengan ehem-calon-ehem papa mertua.
Mereka serapan bersama sampai akhirnya Alvin datang dan duduk dihadapan Shilla. Alvin menatap sang kekasih yang berbicara santai dengan sang mama. Tatapan Alvin tersenyum sekilas mendapati tempat duduk yang diduduki Shilla sekarang. Tempat yang dulunya dihuni oleh sang saudari dan masih jelas diingatannya beberapa tahun yang lalu sang mama bersikukuh melarang siapapun duduk disana.
Karena wanita paruhbaya dengan tampilan wajah terlihat muda itu masih menganggap Aryn ada.
Alvin juga Kazune membiarkan hal itu terjadi karena mereka tau Karin masih tidak rela menerima kepergian anak perempuannya. Bahkan Alvin meringgis mengingat mamanya dulu yang berkali-kali pingsan mendengar kabar duka tersebut.
Alvin bersumpah ia tidak akan membiarkan hal itu kembali terjadi menimpa keluarga dan teman-temannya.
Melihat sang mama yang membiarkan tempat duduk itu terisi oleh Shilla menandakan sang mama sudah menerima semuanya. Menerima kepergian Aryn dan juga mrnerima Shilla sebagai calon menantu(?).
"Alvin cepat hubungi Agni supaya cepat datang, mama merindukannya."
Berhubungan dengan Agni, sang mama juga sangat dekat dengan wakil ketua tersebut. Selain Agni dulu selalu rajin datang kerumahnya juga wanita tomboy itu sangat dekat dengan Aryn dulu.
"Tenang ma. Agni baru wa Shilla kalau dia lagi dijalan bareng Cakka." Sela Shilla, mama cantik itu mengangguk-anggukkan kepalanya senang.
"Hubungan Agni dan Cakka gimana sekarang? apa ada kemajuan?" Alvin seketika memutar bola matanya mendengar sang mama yang kembali kepo dengan cerita cinta teman-temannya. Shilla kelihatan canggung menceritakan kisah cinta teman-temannya. Gadis cantik itu selalu menghargai privasi cinta teman-temannya.
Oh,
Untung sekarang belum ada Oik disini. Bila tidak sang dokter cinta itu akan dengan senang hati membeberkan seluruh kisah cinta mereka semua."Mereka tidak ada kemajuan tan, yang membuat suprise akhir-akhir ini sibocah ogeb yang jadian sama Acha! Eh ngomong-ngomong ohayou[1]"
Panjang umur.
"Ehh?? Hontou ni Oik-chan?---[2]"
"Sayang, gunakan bahasa Indonesia disini. Rian dan Shilla masih kurang mengerti dengan bahasa Jepang." Sang kepala rumah tangga yang sedari tadi diam saja akhirnya mengeluarkan suara. Wajah tampan yang 11-12 dengan Alvin itu tersenyum tipis lalu segera menyuruh mereka untuk duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARNA-WARNI KEHIDUPAN
Mystery / ThrillerKehidupan tak selamanya mengarah pada jalan yang sama melainkan terus berubah seiring berjalannya waktu. Entah jalan yang kita lewati nanti akan lurus, berliku, bercabang, atau yang lainnya. Semuanya akan terasa berwarna bila dijalani. Keluarga, sah...