.
.
.Alvin menguap menunggu Shilla dan Via menyelesaikan urusan mereka disungai kecil dekat area curug. Suara derasnya curug juga suara geraman rendah tertangkap di indra pendengarannya. Iris onyxznya melirik kesamping, tepatnya kesesosok makhluk besar dengan sepasang mata merah dan taring besar yang mencuat dari mulutnya, juga jangan lupakan aroma busuk dan juga anyir darah yang keluar dari tubuh makhluk hitam besar itu.
"Sejak kapan dia sedekat ini?," gumam Alvin lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tidak memperdulikan sosok tersebut yang kembali menggeram didekatnya.
"Alvin lo masih disana kan?" Suara Via terdengar menggema dari arah curug.
Tunggu!
Bukannya mereka berdua seharusnya sekarang ada di sungai kecil tak jauh dari posisinya berada?Dan juga letak curug seribu dari sungai kecil itu cukup jauh bila ditempuh jalan kaki dan jalan kesana yang licin tentu sangat berbahaya dilewati apalagi jika malam-malam begini.
"Vin! Kamu dimana? Kakiku sakit nih kayaknya terkilir." Kali ini suara sang kekasih yang ia dengar. Dengan bergegas dan tanpa curiga sedikitpun ia mengarahkan senter ke arah curug dan dengan hati-hati mendekat kesana.
CRING....
Suara gemerincing lonceng membuatnya reflek berhenti. Iris kelamnya menoleh keasal suara dan hanya kegelapan malam yang dilihatnya. Suara panggilan Shilla dan Via makin terdengar jelas dari arah curug, Alvin mulai merasa sedikit ganjil karena suara Shilla dan Via sedikit lebih serak dari biasanya.
CRINGGGG....
Suara lonceng itu terdengar lagi dari arah berlawanan, seperti memperingati sesuatu. Alvin terhenyak mendengar suara Shilla dan Via yang kini berubah jadi geraman mengerikan.
Ada yang tidak beres dan Alvin lebih memilih memutar balik kearah lonceng yang tadi didengarnya. Setelah diingat-ingat ia cukup familiar dengan suara gemerincing lonceng tersebut, suara yang sama tentang kehadiran kucing hitam misterius yang selalu ada didekat mereka.
"ALVIN!! SHILLA!! VIAA!!"
Alvin mengarahkan senternya ke arah suara, mendapati Agni dan Cakka yang saling bergandengan tangan merupakan hal baru baginya. Agni dan Cakka menutup sebagian mata mereka karna silau.
"...ada apa?"
"Yak!! Es batu sialan lo buat gue khawatir tau. Lo dari mana?," tanya Agni menahan diri untuk tidak menendang cowok didepannya itu.
"...dari sungai kecil didekat sini. Aku harus mencari Shilla dan Sivia yang asli." Komen Alvin menghela nafas.
"Jadi lo tadi ketemu Shilla dan Via jadi-jadian?," tanya Cakka yang dengan elitnya kena bogem oleh Agni.
"Kita bahas itu nanti, sebaiknya kita cari mereka berdua dulu."
BYUUURRR
Suara sesuatu yang terjatuh di air menarik perhatian mereka bertiga. Agni bergegas karena fellingnya benar-benar tidak enak. Mereka bertiga seketika panik mendapati Shilla dan Via yang tercebur kesungai. Tatapan Alvin menajam melihat ada tangan kurus yang menarik tubuh kekasihnya.
"Shil!! Via!!"
"Agni? Ag bantu gue nolongin Shilla. Tadi nih anak kecebur dan entah kenapa bisa gini, ada sesuatu yang narik Shilla dari tadi kearah sungai."pekik Via mencoba menarik Shilla kedaratan.
Kyaaaaa...
Belum sempat Agni dan Cakka menarik lengan Shilla sesuatu yang kuat menarik gadis itu dari permukaan masuk kedasar sungai.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARNA-WARNI KEHIDUPAN
Mystery / ThrillerKehidupan tak selamanya mengarah pada jalan yang sama melainkan terus berubah seiring berjalannya waktu. Entah jalan yang kita lewati nanti akan lurus, berliku, bercabang, atau yang lainnya. Semuanya akan terasa berwarna bila dijalani. Keluarga, sah...