Part 59.5 (Rify)

709 55 9
                                    

.
.
.

Lupakan semua yang terjadi beberapa hari yang lalu.

Lupakan kepala Cakka yang sejak kemarin berdenyut pusing memikirkan berbagai spekulasi tentang pelaku.

Lupakan semua permasalahan yang mereka hadapi saat ini.

Intinya satu hari ini mereka mau berlibur dan melupakan semuanya sejenak. Bukannya akhir-akhir ini mereka kurang libur dan kurang menikmati masa muda mereka sekarang.

Saat ini tepatnya di kamar kosan duo tuyul terlihat tenang.

Iya tenang?

Tidak ada racauan dari penghuni kos yang paling berisik disana.

Dan kita lihat bocah ogeb kita yang lagi dilanda galau.

Iya galau.

Tapi bukan karena persoalan cinta, melainkan deretan baju yang tergeletak acak-acakkan diatas kasurnya.

"Zy!! Udah siap belom? Buset dah kamar lo baru kemalingan?" seru Deva kaget mendapati kamar kos sohibnya mirip kapal pecah.

"Ini gue yang ngacakin bukan kemalingan Dev."

"Yayaya memang lo nyari apaan geb?" tanya Deva lalu menggeser baju-baju Ozy dan melempar tubuhnya kekasur Ozy.

"Gue nyari sepatu kesayangan gue tapi kagak jumpa," jawab Ozy kembali menggeledah isi lemarinya.

Deva melirik ke rak sepatu di dekat pintu, tepatnya iris matanya menatap sepasang sepatu Nike berwarna biru melihat itu seketika tatapannya berubah jadi jengah.

"Zy? Berapa lama lo nyari tuh sepatu?"

"Sejaman gue rasa." Deva beneran ingin melempar makanan basi ke wajah Ozy sekarang.

"Lo ogeb atau katarak sih Zy?"

"Gue manusia Dev."

"Nyari seharian juga lo kagak bakalan nemu tuh sepatu di dalam lemari." Ozy seketika berhenti nyari lalu menatap Deva bingung. Lelaki asal bali itu benar-benar ingin mencuci otak teman ogebnya itu sampai bersih.

"Kenapa lo nyari sepatu di lemari? Lo naruh sepatu didalam lemari?"

"Ya kagak lah Dev, yang ada ntar baju gue ko---"

"TUH LO UDAH TAU KENAPA MASIH DIACAK-ACAK JUGA!!!!" Meledak sudah kekesalan Deva, seketika Ozy kicep.

"Dev jangan cepat marah ntar jodoh lo makin jauh."

"Kampret!"

"Wahahahahahahahaaha."

Mereka berdua melirik kerarah pintu, tepatnya kedua makhluk dengan perbedaan fisik yang kentara dilihat. Yang satu tinggi dan agak-ehem-hitam dan yang satu pendek dan rambut gondrong.

Yupz..
Itu Rio dan Ray.

"Ngapain lo pada ketawa?"

"Santai belo gue lagi pengen nenangin hati alias refreshing disini." Rio langsung melempar pakaian Ozy ke bawah dan ikut berbaring dikasur Ozy.

Ozy langsung memungut baju-bajunya dan melipatnya kembali. Ogeb-ogeb gitu lelaki periang itu paling cinta dengan yang namanya kerapian.

"Lo kira kos kita taman hiburan."

"Si tiang lagi galau guyss... lagi berantem sama neng Ipy soalnya," ucap Ray yang disambut tawa oleh dua temannya, Rio manyun seketika.

"Bukannya mereka memang rajin berantem ya?" komen Ozy yang dibalas tabokkan Rio.

WARNA-WARNI KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang