Langkah kaki Alvin dan Ozy menggema disekitar lorong rumah sakit yang berada tepat di seberang mall. Bukan RS tempat Shuuya bekerja sebetulnya, tapi mau tidak mau Shuuya harus mengungsikan Rio ke rumah sakit tersebut untuk segera melakukan penanganan.
Hanya ada mereka berempat di rs itu. Lokasi yang tidak jauh di mall membuat rs itu rentan dalam bahaya. Para pasien dan staf rumah sakit sudah diungsikan satu jam yang lalu.
"Hey, apa si item akan baik-baik saja?" tanya Ozy.
"Bila dilihat dari luka tusuk itu seharusnya ada beberapa organ yang tergores dan hampir rusak" jawab Alvin.
"Vin gue rasa gue marah sekarang," ucap Ozy sambil menunduk wajahnya.
"Gue tau..."
"Rasanya sesak ya Vin"
"Kita sudah merasakan hal ini 2 kali kalau elo lupa," jawab Alvin singkat membuat Ozy bungkam seketika.
Mereka masih menunggu didepan ruang operasi. Rio masih bertaruh nyawa didalam sana, masih ingat betul dibenak Ozy melihat betapa rapuhnya sahabat yang dikenalnya sejak masa putih biru Dongker btersebut. Darah dimana-mana dan suara tangis Ify yang seolah menjadi pelengkap hari penuh tragedi.
Para anggota cewek yang lain memilih untuk menenangkan Ify saat ini dan menyuruh gadis cantik itu untuk tetap di mall. Mereka tidak bisa menunjukan kelemahan didepan musuh begitu saja, hal itu tentu saja menjadi bumerang pada diri mereka sendiri.
Untuk sementara mereka harus menjauhkan pasangan kopi susu itu sebentar.
'bzzttt.. Vin! Gimana keadaan Rio?' suara Ray muncul dari alat komunikasi mereka.
"Masih berjuang, kita hanya bisa berdoa dan memastikan kondisinya tetap aman."
'kita selalu berdoa disini, bila sesuatu terjadi cepat hubungi kami!'
"Kalian juga kalau butuh ketampanan gue disana cepat kabari gue" Alvin reflek menatap Ozy datar dibarengi dengan teriakan kesal dari teman-temannya.
'Lo tetap disana jangan macem-macem jangan bergerak jadi patung sekalian!'-Deva
'Iiiihhh gak suka! Gelaaii'- Oik
'Ik.. gue jijik njer'-Sivia
"Karena gue stress gue sayang kalian semua muaachh" seru Ozy. Tidak ada sahutan sepertinya mereka semua sudah mematikan alat komunikasi mereka atau Ray yang memutuskan kontak secara sepihak.
Ya..
Ozy memang sudah biasa buat gelaii sihIh gak suka :(
.
.
.Alvin memasuki ruang laboratorium RS di lantai atas. Pandangannya tertuju pada rak-rak yang berisi beberapa botol cairan hasil dari uji lab. Ozy melihat tulisan pada beberapa botol dan perlengkapan, matanya sontak perih dengan tulisan seperti cacing kremi yang menurutnya membuat pasien makin sakit kalau melihatnya.
"Kenapa bersih?" komen Alvin yang tentu saja membuat Ozy bingung.
"Lo kira nih tempat warteg bu cahya? RS ya harus bersih lah? Seperti cinta gue ke yayang Acha eaaa" cerocos Ozy seperti biasa.
"Hmhh" respon Alvin dingin.
Ozy salah memilih teman lawak.
Tanpa memperdulikan salah satu dari trio tuyul itu Alvin berjalan menuju sebuah ruangan, kemungkinan salah satu ruang milik salah satu dokter di labor tersebut.
Banyak hal yang janggal yang membuatnya meningkatkan kewaspadaan, pertanyaan pada Ozy tadi bukan hanya asal belaka. Mengingat evakuasi mendadak beberapa jam yang lalu tentu mustahil untuk staf atau dokter di laboratorium tersebut sempat berkemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARNA-WARNI KEHIDUPAN
Mistero / ThrillerKehidupan tak selamanya mengarah pada jalan yang sama melainkan terus berubah seiring berjalannya waktu. Entah jalan yang kita lewati nanti akan lurus, berliku, bercabang, atau yang lainnya. Semuanya akan terasa berwarna bila dijalani. Keluarga, sah...