.
.Deva mengikat tubuh sang kepsek dengan kuat, sementara itu Acha yang sedari tadi mencoba berkomunikasi dengan yang lain terlihat bingung.
"Apa alat komunikasinya rusak? gue tidak bisa menghubungi mereka dari tadi."
"Tenang dulu Cha, mungkin si gondrong khilaf waktu buat tuh alat. Udah gue bilang jangan kebanyakan minum susu jadi gitu," sahut Ozy yang membuat Deva memutar bola matanya malas.
"Kagak ada hubungannya kali Zy, sebanyak apapun tuh anak minum susu kagak ada perubahan juga." Komen Deva lalu mengambil standgun dilantai.
Ray seketika mendadak bersin.
"Hampir saja, ternyata nih kepsek licik juga menyembunyikan handgun disepatu."
"Kalau dia kagak licik dia kagak bakalan bergabung dengan milkweeds, sekarang gimana caranya kita membawa tubuh gemuk ini turun?" kesal Acha.
"Tinggal gelindingin jadiin bola," celetuk Deva tak perduli.
"Gue kagak mau main bola kalau bolanya bentuk gini bagusan bentuk love kan bisa dikasih untuk neng Acha," gombal Ozy receh dan membuat gadis cantik itu tersipu malu.
"Tuh gombalan receh jangan di dengerin kali Cha, njirrr gue dianggap obat nyamuk."
"Kasihan anak tuyul."
"Lo juga tuyul kamfret!"
GRRRRRRR...
Ozy seketika terdiam mendengar suara geraman tertahan tak jauh dari posisi mereka sekarang. Lampu koridor yang awalnya hidup tiba-tiba meredup lalu mati. Hembusan angin kuat membuat mereka terpaku di tempat. Acha merapatkan diri kearah lelaki di sampingnya sekarang sementara sang lelaki masih terfokus dengan suara geraman yang kian mendekat.
"Sebaiknya kita per----"
BRRAAKKHH
"Ohhhh shitt!!"
Deva mengumpat melihat meja terlempar kearahnya dan hampir mengenainya tadi. Ozy tiba-tiba menarik mereka berdua lalu berlari ke lantai bawah, Acha dan Deva yang pada awalnya bingung memilih diam ketika pada akhirnya setiap kaca yang mereka lewati mendadak pecah.
KALI INI JANGAN BERHARAP KALIAN BISA KABUR !! AHAHAHAHAHAHHA
DEG!!
Ozy nyaris jatuh mendengar suara mengerikan di belakang mereka. Ozy menoleh ke arah dua orang di belakangnya dan menurut dugaannya Acha dan Deva tidak mendengar suara itu.
Mereka terus berlari sampai akhirnya tiba di depan ruang lab ipa yang terletak di ujung koridor. Dengan cepat mereka masuk kedalam lalu mengunci pintu ruangan juga menggeser meja untuk menahan pintu lab tersebut.
"Apa yang kalian bertiga lakukan huhh?"
"Huaaaaaa!!!!"
Mereka bertiga langsung kaget mendapati sosok Agni yang entah sejak kapan di belakang mereka. Sementara gadis manis tomboy itu hanya menatap ketiganya malas.
"Berhenti berteriak! Sekarang buka pintunya ada yang harus gue lakuin diluar," perintah Agni disambut gelengan kepala oleh mereka bertiga.
"Ag kalau lo masih pengen hidup gue saranin jangan keluar."
"Lo ngomong apaan sih Dev? minggir!" kesal Agni mendorong Deva namun langsung dicegat oleh Ozy.
"Eitttssss mbak ketua yang diomongin Dedep itu bener, seharusnya sekarang kita mikirin bagaimana bisa kabur dari sini."

KAMU SEDANG MEMBACA
WARNA-WARNI KEHIDUPAN
Mystery / ThrillerKehidupan tak selamanya mengarah pada jalan yang sama melainkan terus berubah seiring berjalannya waktu. Entah jalan yang kita lewati nanti akan lurus, berliku, bercabang, atau yang lainnya. Semuanya akan terasa berwarna bila dijalani. Keluarga, sah...