Part 36 (Kembar)

684 57 15
                                    

.
.
.

Alvin berbalik dan menatap trio tuyul tajam. Begitu pula dengan Agni dkk yang baru saja sampai. Mereka berasa dikerjai oleh trio tuyul somvlak itu.

"Kalian ngerjain kita?."

"Ya kagak mungkin sipit. Gue juga bingung kenapa nih gudang kosong amat," Deva menggerutu kesal. Lelaki rantauan dari Bali itu menatap sekitar bingung. Yakali barang sebanyak itu bisa hilang dalam waktu sepuluh menit dan tidak meninggalkan jejak apapun.

Hal itu tidak mungkin dilakukan oleh manusia biasakan?
Atau...
Hantu??

Entahlah.

Ray duduk lalu mengambil laptop ditasnya. Memeriksa cctv dan penyadap yang ia pasang tadi.

'Srek...sreek..sssssss..'

Hanya layar seperti siaran rusak yang Ray lihat. Dan suara aneh seperti benda bergesek atau sebagainya. Jujur saja dia bingung untuk saat ini.

"Fyuuhh kalian ngerjain kita sampai ngedit-ngedit foto segala? , kagak berfaedah tau!" Shilla menggurutu karna tadi pas lari-larian rambut yang sudah ditata selama setengah jam berakhir berantakan.

"Bilang aja lo dendem tuh rambut cabe jadi berantakkan kayak semak belukar," celetuk Ray yang pengen ditampol oleh Shilla.

Kalau nebak suka bener deh.

Agni menyentuh dinding yang berdebu, memang terlihat tidak ada bekas benda apapun yang tertempel disana. Tidak ada bekas selotip, tidak ada bekas lubang paku, gudang itu masih tergolong dalam gudang sekolah pada biasanya. Kotor dan berdebu.

"Kalian yakin ada disini?," tanya Agni memastikan. Mereka bertiga saling pandang sejenak lalu mengangkat bahu.

Wajar saja mereka bertiga pada lupa, karna mereka menemukan gudang mengerikan itu hanya faktor keberuntungan saja.

"Gue lupa, Zy lo ingat gak? Kan elo yang nemuin pertama."

"Gue juga rada lupa yang gue ingat cuma suara tangisan doang," jawab Ozy santai. Tapi langsung dibalas tatapan horor oleh yang lain.

"Zy lo yakin itu manusia?"

"Di halaman belakang kan jarang dilalui orang, yakali itu mimi piri yang nyungsep kegudang."

"Au ah terang yang penting nih sekolah aneh," ucap Ozy enteng tergolong santai.

Kalau nih bocah ogeb sih walaupun tuh hantu udah say hi diatas pohon tuh anak juga bakalan membalas say hi juga sambil senyum-senyum gaje.

Kalau begitu hantunya yang bakalan stress sendiri ya kan?.

The power of oneng(?)

.
.

Alvin masih menatap lembaran foto dari trio tuyul oneng itu hening. Sebenarnya ia percaya dengan mereka hanya saja saat ini mereka perlu bukti yang kuat bila sekolah ini melakukan sesuatu yang aneh dan membahayakan.

Ada beberapa hal yang membuat lelaki pendiam itu percaya pada mereka. Dan dari semua itu yang membuatnya benar-benar percaya adalah gambar dua foto perempuan yang dicoret silang menggunakan spidol merah. Dua orang perempuan itu memiliki wajah yang sama.

Dan Alvin sangat yakin bila kedua perempuan itu adalah entah-itu-apa yang menganggu dan mengusiknya dan juga teman-temannya selama ini. Tidak mungkin Ray mengedit foto ini, sehebat apapun tuh bocah gondrong kalau tidak pernah bertemu langsung dengan tuh makhluk ya jelas mustahil.

"Vin, gue tau lo nemuin sesuatu di tuh foto. Mau cerita?," tanya Cakka merangkul bahu sohibnya itu hangat. Ya, Cakka merupakan sohib yang tidak pernah memaksakan temannya dalam menceritakan sesuatu.

WARNA-WARNI KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang