Part 13 ( Pembagian Tim )

938 52 1
                                    

.
.
.

Hening sesaat.Elene masih  menangkap raut wajah curiga dan bimbang pada anak-anak remaja didepannya itu.Elene menghela nafas,ia benar-benar tulus kali ini dan syarat darinya sebenarnya tidak terlalu berat.

"Gue percaya,apa syaratnya?"semua pandangan menoleh ke arah Agni.Oik menatap Agni gusar,ia sudah akan memulai aksi protesnya sebelum Alvin menghentikan perbuatannya.

"Elene jujur" sela Alvin datar,Shilla yang berada disamping Alvin ikut menanggapi.

"Auranya tidak berubah sedikitpun,dia serius"

"Kalau begitu kita hanya perlu mendengarkan dia kan?" Seru Ozy lalu melipat kedua tangannya dibelakang kepala.Terlihat santai dengan apa yang telah terjadi.

"Kok lo bisa setenang itu zy? Apa karena kebegoan lo?" Tanya Ray tak terima dan merasa tidak habis pikir dengan sifat santai dari sohibnya itu.Ozy hanya menanggapi sindiran dari Ray dengan senyum matahari khas dirinya.

"Karena gue percaya pada Agni,Alvin dan Shilla tentu saja gue juga percaya pada kalian  semua tapi saat ini insting dan kemampuan mereka bertigalah yang tepat disituasi seperti ini" jelas Ozy dengan senyuman terus terukir di wajahnya.

Semuanya seketika terhenyak dan tersentuh.Perkataan Ozy barusan mengingatkan mereka pada sang ketua kelompok kecil mereka pada smp dulu.

**Memory ON**

Semuanya mencoba menghentikan pertengkaran Rio dan Ray yang sama-sama tidak mau mengalah dengan pendirian mereka masing-masing.

"Oke,kali ini masalahnya apa lagi? Gue kadang capek melihat anggota kita selalu berantem" kesal Cakka,Agni menabok kepala Rio dan Ray keras.

"Kali ini apa lagi? Rio yang ingin kita memiliki senjata masing-masing atau Ray yang ingin kita belajar dan menggunakan otak dari pada kekuatan?" Tanya Agni dan tepat sasaran.

"Kekuatan beladiri dan menggunakan senjata itu penting" seru Rio saat itu.

"Pengamatan dan strategilah yang menentukan semuanya"

"Semuanya penting jadi lo pada jangan berdebat lagi!telinga gue sakit oii" rutuk Deva yang dihadiahi tatapan sinis dari Rio dan Ray.

"B-E-D-A D-E-V-A B-E-G-O " tekan Ray sinis,Deva sweatdrop.

"Jangan ikut-ikutan curutt" tambah Rio,Deva ingin ikut menimpali sebelum tangan seseorang mencubit pipinya.

"Awwww..sakit!elo apa-apaan sih?" Kesal Deva lalu menatap gadis didepanya,melihat reaksi Deva gadis itu hanya tersenyum lalu melangkah ke arah Rio dan Ray yang masih berantem.

"Hey kalian berdua,berhenti sekarang atau koleksi senjata dan fasilitas Wifi gue cabut" perintah gadis itu sambil tersenyum,senyuman yang menurut Rio dan Ray sebagai senyuman malaikat pencabut nyawa.Mereka berdua kalem seketika.

Melihat reaksi Rio dan Ray semuanya mendadak hening.Ternyata mudah sekali mengancam duo anak keras kepala-aka-kepala batu itu.Melihat ekspresi dan reaksi Rio dan Ray gadis itu tersenyum simpul,lalu melangkah keluar ruang klub.

"Tidak perlu meributkan hal yang simpel seperti itu,gue percaya pada kalian semua dan bila kita bisa kita akan menggunakan semuanya..yo,Ray lakukan apa yang kalian suka asal jangan membuat perselisihan,gue yakin kalian pasti bisa" ucapnya,Rio dan Ray terdiam lalu saling menatap satu sama lain.

"Sepertinya beladiri boleh juga" ucap Ray,Rio menggaruk kepalanya lalu tersenyum.

"Sepertinya menggunakan kemampuan berpikir juga bisa"

WARNA-WARNI KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang