Part 19 ( Musuh Sesungguhnya )

843 53 5
                                    

.
.

Silver sekilas menatap Ray lalu kembali fokus kesekitar. Mengamati beberapa petugas yang berjaga.

"..balas dendam kurasa" jawab Silver pelan namun masih bisa terdengar oleh Ray.

"Huh??"

"Bukan urusanmu," komen Silver.

"Kau membuatku jengkel," ketus Ray yang ditanggapi datar oleh Silver.

"Apa..kau sama dengan para teroris yang meledakan bo-?"

"Jangan samakan aku dengan mereka" potongnya cepat. Ray kembali terdiam. Ada yang salah. Ada yang salah disini.

"Apa kau...adalah orang Indonesia?" Tanya Ray hati-hati. Silver sekilas mengeratkan pegangannya pada pistol. Ray menjadi was-was jika pinggangnya akan bolong saat ini juga.

"Ya, dulunya.." sahut Silver yang membuat Ray agak kaget.

"Lalu ke-"

"Kau masih kecil jadi tidak akan tau, apa yang sudah negara ini perbuat padaku"

Silver menatap anak-anak kecil dibelakang sekilas. Tatapannya berlahan berkilat tajam.

"...Aku sama seperti anak-anak itu" sambungnya pelan. Ray hanya terdiam lalu melipat kedua tangannya.

"Rayyy kita butuh bantuan elo nih!"

Ingatkan Ray bila dia masih berada di sekitar teman-temannya. Ujung pistol milik Silver terus menekan samping pinggang Ray. Rio dari depan terus berteriak memanggil Ray dan itu membuat pria yang dipanggil semakin gusar.

"Jika aku tidak kesana mereka akan curiga," komen Ray. Tatapan Silver teralih pada Rio yang mulai berjalan ke arah mereka.

".....pergi kesana dan jangan berbuat macam-macam" bisik Silver pelan. Ray mengangguk setuju.

"Ray!! Yaelah lo kayak tuan putri aja pakek dijemput segala," omel Rio. Ray hanya tertawa masam.

"Hahaha yuk buruan gue kagak mau diomelin yang lain,"komen Ray. Sudut matanya melihat Silver sedang memandang tajam kearahnya.
.
Bila Silver disini pasti ada yang terjadi. Ada sesuatu yang mencurigakan yang membuat Ray tidak fokus.
.

Andai gadis itu ada disini..

.

Oke cukup, Ray berusaha untuk tetap fokus agar tidak dicurigai oleh yang lainnya.

Walau tanpa ia sedari, sedari tadi ada sepasang mata yang sedang mengamatinya dari belakang. Mengamati gerak-geriknya bersama Silver yang menyamar jadi petugas.

"... lo gak bisa nyelesain semuanya sendiri Ray."

.
.
.

Ditempat lain. Elang menatap berkas ditangannya dengan fikiran berkecamuk. Elang menemukan rahasia besar di dalam markas Silver.

Rahasia besar tentang oknum yang sebenarnya paling bersalah dan menjadi pemicu terjadinya semua tragedi ini.

"...Silver itu...aku tidak tau dia itu rekan ataupun lawan," bisik Elang pelan.

Elang mengambil sebuah sampel didalam sebuah lemari besi. Terlihat catatan kecil disana.

Setelah semua usai
Pakailah vaksin ini

R.K

Dahi Elang mengerut sesaat. Sebelum sebuah senyuman terlukis diwajah tegasnya. Semuanya sudah terjawab dan saatnya mencari sosok gelap penyebab semua ini.

WARNA-WARNI KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang