.
.
." hoaaaammm..."
Cakka menguap lebar sepanjang diperjalanan. Maklum saja semalam sebagai pengganti rekan-rekannya dia yang harus diceramahi oleh Elang, kakaknya. Mungkin kak Elang dalam mode balas dendam karena diomelin nyokap dan bokap yang mengkhawatirkan dirinya.
.
Yahh Cakka kan memang peka perasaan kakaknya.
."Cak? Berapa jam lo di ceramahin kak El?" Tanya Agni yang membuat wajah Cakka kesal.
" Agni ku sayang kak Elang kagak pernah nyeramahin gue selama 10 menit! 10 jam iya," rutuk Cakka. Agni hanya tertawa lalu tatapannya teralih keluar jendela.
" Cak, apa kita memang harus pulang sekarang?"
Tatapan Cakka teralih pada Ray yang duduk dibelakang. Saat ini mereka semua dalam perjalanan keperbatasan bersama dengan orang yang tidak tertular lainnya. Dan dari tadi Ray terus mengatakan hal yang sama.
"Ini sudah ke-5 kalinya Ray bosen gue," komen Cakka. Ray menutup laptopnya, pandangannya tertuju pada Cakka didepannya. Sekilas Cakka melihat ada kilatan khawatir di sana.
" Silver tidak bisa kita remehin Cak dia otak tragedi ini,ingat!" Ucap Ray mencoba meyakinkan yang lain.
"Apa karna dia sejenis dengan elo sampai lo sebegininya ingin kita ikut bertarung," celetuk Oik. Ray melihat Oik lalu mengangguk.
"Yahh..jarang-jarang kan gue dapat lawan tangguh," jawab Ray. Semuanya menatap Ray datar lalu tertawa.
"Ahahahaha Ray please elo jangan terlalu percaya sama tantangan tuh orang," tawa Deva. Yang lain ikut mengangguk setuju.
"Gini ya Ray may bes fren, bisa saja itu jebakan untuk kita. Biar aja kak Elang yang urus deh" komen Ozy sembari merangkul pundak Ray. Ray memutar bola matanya malas.
"Sebelum elo nyeramahin gue tolong perbaiki bahasa inggris lo dulu Zy, malu-maluin."
Sontak yang lain kembali tertawa. Alvin yang tidak ikut keributan memilih untuk bungkam dan memeperhatikan sekitar. Memperhatikan orang yang tidak tertular selain mereka. Ada sekitar 20 orang dan 15 orang dari mereka adalah anak-anak.
"Lo merhatiin apa Vin?" Tanya Agni yang dari tadi memperhatikan Alvin yang duduk di sebrangnya.
"Anak-anak itu, mereka dari mana?" tanya Alvin. Agni menatap ke arah anak-anak yang rata-rata berumur 10 tahun lalu mengangkat bahu.
"Mereka anak-anak panti, kata kak El mereka tidak tertular karena mereka dikurung dalam sebuah kamar."
Alvin dan Agni bersamaan langsung menoleh ke arah Cakka. Cakka terlihat serius sejenak lalu membalas tatapan mereka berdua.
"Anak-anak itu dikurung tanpa bekal makanan dan minuman, menurut kalian karna apa?"
Alvin kembali menatap anak-anak yang berada di posisi paling belakang. Anak-anak itu terlihat sangat kurus dan bila diperhatikan lebih seksama lagi maka terdepat luka lebam di tubuh mereka.
"Karna pengurus panti yang mengurus mereka sudah tertular," jawab Agni. Cakka tersenyum penuh arti lalu mengarahkan pandangannya ke Alvin.
"Menurut lo Vin?"
"Mereka, anak-anak yang mendapat kekerasan dari pengurus panti" komen Alvin yang membuat situasi mendadak hening.
Semuanya bungkam mendengar ucapan Alvin barusan. Shilla yang berada di samping Alvin langsung berdiri untuk melihat anak-anak jauh dibelakang mereka.
"Yapzz selamat anda dapat ni-JDUAKH" Cakka merunduk dan menyentuh kepalanya yang jadi korban bogeman Agni.
"Serius dikit kenapa sih! jadi itu sebabnya anak-anak itu begitu pendiam?"tanya Agni lalu menatap anak-anak panti tersebut iba. Mungkin mental anak-anak tersebut sudah terguncang sebelum terjadi insiden zopire sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARNA-WARNI KEHIDUPAN
Mystery / ThrillerKehidupan tak selamanya mengarah pada jalan yang sama melainkan terus berubah seiring berjalannya waktu. Entah jalan yang kita lewati nanti akan lurus, berliku, bercabang, atau yang lainnya. Semuanya akan terasa berwarna bila dijalani. Keluarga, sah...