Part 34 ( PK )

738 46 13
                                    

.
.
.
"......pergilah dari sekolah itu karna semua orang disekolah itu adalah iblis"
.
.
.

Alvin menatap pasangan suami istri itu bingung. Sang istri masih menangis dipelukan suami dan sang suami masih setia mengusap punggung dan berupaya menenangkan istrinya. Suasana hening masih melingkupi keadaan mereka sampai akhirnya terdengar bunyi deritan pintu pagar yang terbuka.

"Assalamualaikum.. buk, pak? Motor siapa di depan?"

Seorang remaja lelaki yang sepertinya beberapa tahun lebih muda dari Alvin memasuki rumah dengan basah kuyup.

"Rian?"

"Buk? Ibuk kenapa?"

Remaja lelaki yang bernama Rian itu segera berlari dan merengkuh tubuh sang ibu yang masih betah menangis. Tatapannya menajam menatap Alvin yang merupakam sosok asing baginya.

"Apa yang lo lakuin sama nyokap gue haa!! Oh? Apa lo itu juga salah satu siswa dari sekolah sialan itu?... "

Dengan penuh emosi Rian menarik kerah baju Alvin dan kedua matanya menatap lelaki kalem itu tajam.

"...berani sekali kalian menunjukan batang hidung kalian kesini la--"

"Rian!!" Bentak sang bapak lalu segera menarik Alvin kesisinya.

"Sshhh Rian... dia bukan seperti para iblis itu. Tenangkan dirimu nak.." sang ibu memeluk tubuh anak satu-satunya sambil menahan isak tangisnya. Alvin yang tidak mengerti apa yang terjadi memilih diam.

Apa perlu ia menghubungi teman-temannya sekarang?

Tapi menurut Alvin saat ini ia harus melihat situasi terlebih dulu. Apalagi mendapati reaksi anak SMP didepannya saat ini. Bila ia melakukan sesuatu situasi nanti akan semakin runyam. Sedari tadi Alvin terus mengamati perbuatan mereka semua. Sang ibu yang terlihat histeris dan menurutnya mengalami sebuah traumatis tentang sekolahnya. Dan juga sang bapak yang walau terlihat tenang namun dari gerak-geriknya juga sedang mengontrol emosi.

Dan terakhir sang anak yang menurut Alvin harus menjaga etika itu itu terlalu buta dan termakan emosi. Biasanya untuk kondisi seperti ini maka hal yanh tepat memang diam.

"B*****T!! KELUAR LO DARI RUMAH GUE!! KELUAR!!"

"RIAAN!!"

"DIAM KALIAN!! BIAR AKU YANG MENGHAJARNYA!"

Fix

Situasi makin panas dan Alvin pada akhirnya harus melakukan sesuatu. Sebuah botol kecil berisi choloform salah satu jenis dari obat bius sudah berada dibalik jaketnya. Alvin bukanlah Rio yang terang-terangan akan menghajar orang yang menyerang. Lelaki kalem itu tidak terlalu suka membuang tenaga seperti berkelahi.

Dan ahaa..
Akhir-akhir ini ia terpaksa melakukannya karena insiden absurd kemarin (insiden zopire).

Berterimakasihlah karena grup mereka selalu menjadi pengundang kasus dan mereka selalu terlibat dalam masalah.

Huppppp..

Dengan cepat Alvin menjejalkan cairan cholofrom yang sudah dituangkan ke sapu tangan itu pada Rian. Dan segera membaringkan bocah smp itu ke sofa.

"Maaf saya harus melakukan ini untuk menghindari hal yang tidak diinginkan."

Alvin buru-buru menjelaskan maksudnya. Tentu saja ia menghindari kedua orang dewasa dihadapannya menjadi salah paham karna perbuatan lancangnya barusan. Sang bapak terlihat kaget sebentar lalu mengangguk, sang istri hanya mengusap rambut anaknya dan sesekali bergumam maaf pada Alvin.

WARNA-WARNI KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang