.
."Hizzz tuh diary kotor amat," komen Gabriel lalu mengambil diary itu dari tangan Agni dan membuka halaman pertamanya.
.
Aku bukan anjing.
.Hanya tiga kata, namun mampu membuat mereka semua penasaran. Rio kembali membuka halaman berikutnya. Bercak noda kehitaman menghiasi sebagian halaman itu dan membuat mereka tida bisa membacanya.
"Semua halaman sama, bercak hitam ini mengganggu." Komen cowok hitam manis itu kesal. Agni mengambil kembali diary tersebut dari Rio. Sorot matanya terfokus pada semua halaman yang tertutupi noda hitam.
"...ini darah," ucap Agni yang membuat yang lain tersentak kaget.
"Seriuss???" Tanya Ify, entah kenapa gadis itu tiba-tiba merinding. Cakka mendekat lalu memeriksa noda hitam di diary dengan lekat.
"Dari ciri-cirinya memang darah, tapi sebaiknya kita cek pakek cairan luminol dulu," komen Cakka ala-ala detektif kepolisian.
Yakali detective conan nyasar.
"Ini udah jelas-jelas darah bego, ketularan gaje trio tuyul lo?" Umpat Agni keki. Cakka tersenyum lalu merangkul bahu Agni mesra.
"Gue 1000 kali lebih ganteng dari mereka pada Ag," komen Cakka menggombal. Agni melotot lalu menepis tangan Cakka.
"Cak? Lo mau gue timbun pakek tanah ato pasir?," Oik menatap Cakka kesal. Tak terima sang doi dihina.
"Pakek semen aja sekalian," celetuk Acha sambil tersenyum. Senyum sadis maksudnya.
"Plus tinggal kasih nisan," tambah Keke santai.
"Ehh anjirrr cewek trio tuyul sereeem uyy." Komen Gabriel sweatdrop, yakali tuh trio tuyul pacarnya(calon) pada mental psikopat semua.
"Gue doain lo tenang disana Cak, dah ah gue balik ke kelas pengen tidur!" Seru Agni lalu melenggang pergi sembari tanpa sadar membawa diary itu.
"Ag! Kok gue ditinggal sama nih trio horor?"
"CAKKAAAA!!"
.
.
.Alvin menatap teman-temannya yang baru tiba jengah. Si trio tuyul saja sudah membuatnya jengah dan sembuh mendadak(?). Sekarang ditambah Cakka dkk yang datang-datang bawa setumpuk cemilan dan vidio game.
Kadang cowok kalem itu berpikir kenapa dia bisa berteman dengan alien apalagi makhluk astral seperti trio tuyul.
.
Apa sebegitu susahnya istirahat dengan tenang?
."Vin, kata mama kamu belum makan siang. Aku suapin ya?," Shilla duduk disamping ranjang sambil membawakan bubur.
Taukah Alvin bila saat ini seluruh jomblo di ruangan itu menatap mereka keki. Alvin tersenyum tipis lalu mengangguk, membiarkan Shilla menyuapinya dan menikmati pemandangan ngenes dari para jomblo.
"Vin, lo gak setia kawan." Rio menatap Alshill sok terluka. Yang dihadiahi tatapan jijik oleh yang lain.
"Jones amat lo Yo."
"Sesama jones harap diam."
.
.
.Usai jenguk Alvin mereka semua akhirnya pulang sebelum jam makan malam tiba. Sebenarnya Agni rada kasihan dengan Alvin, bukannya sembuh malah tuh flu makin parah. Emang pada bawa virus tuh tuyul bertiga, tapi sebenarnya lucu juga ngerjain tuh anak es.
Sesekali berbuat jahil kagak akan dosa.
"Lah? Kenapa nih diary ada di gue?" celetuk Agni melihat buku diary yang berada di dalam tasnya. "Bodo ah."
KAMU SEDANG MEMBACA
WARNA-WARNI KEHIDUPAN
Mystery / ThrillerKehidupan tak selamanya mengarah pada jalan yang sama melainkan terus berubah seiring berjalannya waktu. Entah jalan yang kita lewati nanti akan lurus, berliku, bercabang, atau yang lainnya. Semuanya akan terasa berwarna bila dijalani. Keluarga, sah...