Part 53 (Akhir?)

784 60 8
                                    

.
.

Agni menatap lelaki pendek dihadapannya datar. Setelah rombongan kepolisian menangkap semua gerombolan penghuni sekolah mereka segera dilarikan kerumah sakit untuk mengobati luka-luka yang kebanyakkan luka kecil.

Kecuali Ozy dimana bocah oneng itu terkena magg karena telat makan dan berakhir dirawat dan beginilah akhirnya. Dimana akhirnya bocah ogeb berakhir dirumah sakit bukan karena terluka tapi karena magg.

Agni memutar bola matanya tak habis pikir kenapa ditengah-tengah pertarungan alih-alih terluka tuh bocah ogeb malah terkena magg karena telat makan.

Alasan anti mainstream, ia rasa Ray dan Deva akan mendapat lawakkan baru untuk mereka sekarang.

Sebenarnya magg Ozy tidak terlalu parah, karena Ozy bukanlah seseorang yang menderita magg akut. Hanya magg biasa namun para dokter dengan berlebihan menginfus Ozy dengan alasan kekurangan cairan.

Yakali kekurangan cairan musti diinfus dulu. Ozy bahkan berteriak ketika jarum infus itu masuk ketangannya.

Antara pengen kasihan atau ketawa. Kasihan melihat nasib si ogeb dan ketawa ngeliat si ogeb yang akhirnya terkena infus. Dimana belakangan ini walau mereka terkena masalah seberbahaya apapun tuh bocah ogeb selamat dan ujung-ujungnya cuma luka lecet doang.

Walaupun alasan infusnya gak etis yaitu karena magg ringan doang.

Sepertinya dokternya geregetan dengan Ozy yang selamat dari Infus mulu dan akhirnya dokter memasangkan Ozy infus dengan alasan absurd.

"Zy? Gimana rasanya diinfus? Sakit?" tanya Ray penasaran, Ozy mendengus kesal.

"Sini gue pasangin ketangan elo biar tau rasanya. Sakitnya itu melebihi sakit hati Oik ngeliat lo kagak peka."

"Zy lo ngomong apa tadi? gue gak denger!" emosi Oik dan menatap bocah ogeb itu kesal.

"Gue lagi dengarin ceramah ustazd Shomat Ik, kali aja Ray butuh dirukiah biar peka."

"Ngeles aja lo jago geb!"

"Gue gak pernah les kok Ik, kan gue pinter gak perlu les."

"Bodo ah!!"

"Zy lo mau tuh selang infus gue pasangin ke mulut elo?" sela Agni menatap Ozy tajam. Ozy membulatkan kedua matanya lalu menyentuh bibirnya.

"Emang bisa ya Ag?"

"Zy minum dulu ya? sebaiknya kamu istirahat biar tidak diinfus lagi." Respon Acha cepat mendapati perubahan raut wajah Agni. Cowok ogeb agak-ehem-pendek-cebol itu mengangguk lalu segera berbaring.

"Yayang Acha elus kepala Ozy dong~" belum sempat Acha membalas, teman-temannya yang lain sudah menunjukan reaksi muntah.

"NAJISSSSSS!!"

"MATI AJA LO SONO ZY!!"

"Yayang pala lo minta gue sleding?'

"Gue kasih obat isi sianida mau Zy?"

"Gue aja kagak pernah yayang-yayangan sama Ify! Kamfret lo tuyul."

Cakka yang melihat Agni sudah mulai naik darah langsung menyuruh teman-temannya untuk tenang. Secara bila Agni sudah marah yang ada rumah sakit ini akan menerima pasien baru. Tak lama kemudian pintu terbuka dan menampakkan Alvin dengan wajah lelahnya.

"Vin, tuh muka suram amat. Kenapa?" tanya Rio penasaran.

"....gue tidak bisa melihat mereka lagi," jawab Alvin pelan.

"Bagus dong! Kan lo gak bakal jantungan lagi liat entah-apa-itu selalu nongol disekitar kita," komen Gabriel bingung dan Alvin langsung menatap pemuda tampan itu datar.

WARNA-WARNI KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang