.
.Rio terus berlari menyusul cowok asal jepang yang kini sudah jauh dihadapannya. Cowok dengan kulit eksotis itu panik luar biasa ketika melihat Ify yang sepertinya terluka parah. Sebuah mobil berhenti di hadapan Shuuya untung saja Rio sempat menyusul dan menarik bahu cowok itu sebelum sempat masuk kedalam mobil.
"Haa..haaa.. gue ikut.." Rio mengatur nafasnya lalu menatap Shuuya tajam. Shuuya menghela nafas lalu mengangguk.
"Gue juga ikut! Hehehe.." celetuk Ozy yang baru saja tiba. Tidak ada keringat ataupun nafas yang tersengal pada bocah oneng itu, mungkin efek terbiasa lari dari kejaran satpam di sekolah lamanya.
Kan dulu Ozy rajin maling gorengan dari pak satpam. Dan alhasil bila ketahuan tuh anak bakal di kejar habis-habisan. Untung Ozy segera pindah sebelum tuh satpam mati muda melihat kelakuan anak kos matre seperti Ozy.
.
."Ify kenapa? Apa dia baik-baik saja? Siapa yang berani buat calon pacar gue kayak gini? Mau mati tuh orang? Sekarang kita kerumah sakit kan? Elo kan dokter sekarang kondisi Ify gimana?," tanya Rio bertubi-tubi pada Shuuya. Ozy menatap Rio kagum.
Yakali tuh anak nanyain 6 pertanyaan dalam satu tarikan nafas. Ozy kan jadi pengen belajar, mana tau ntar pas ada kontes tahan nafas dia dapat mendali emas dari presiden.
"Pelan-pelan, untuk pertanyaan pertama aku juga tidak tau kenapa Ify bisa seperti ini. Untuk pertanyaan kedua bisa kau lihat sendiri dia baik-baik saja atau tidak, dan pertanyaan berikutnya aku jawab nanti."
Mobil berhenti tepat di depan r.s dan para perawat juga beberapa petugas datang dan segera membawa Ify keruang UGD. Shuuya mengikuti lalu menyuruh Alvin dan Ozy untuk tetap menunggu diluar.
"Zy!! Sumpah gue bakal ngasih pelajaran siapa pun yang buat Ify sampe kayak gini!" Seru Rio murka, Ozy menatap Rio cengo lalu menatapnya datar.
"Lo kata lo guru sampe mau ngasih pelajaran segala, cara lo salah kali." Celetuk Ozy yang berhasil membuat Rio ingin melempar tuyul oneng itu ke laut.
"Pikiran elo tuh yang gak nyampe," komen Rio jengah. Tatapannya teralih pada Cakka dkk yang berlari ke arah mereka.
Ingatkan bahwa mereka berada di rumah sakit.
"Zy! Ify baik-baik aja? Itu kenapa sohib cantik gue bisa masuk rs sih?" Tanya Shilla mengguncang tubuh Ozy kuat. Mereka semua kicep.
"Yak! Lo pengen buat sohib gue makin pendek?," Deva segera menolong sohibnya dari kebrutalan Shilla. Cewek dengan surai agak kemerahan itu menatap Deva nyalang.
"Memang dasarnya kalian pendek mau diapain tetap aja pendek!"
"Gue tersindir oii" protes Ray tak terima.
DUAGH
Semua pandangan tertuju pada Rio yang memukul dinding dengan keras. Cowok yang terkenal akan kenarsisannya itu berubah menjadi menyeramkan. Tatapannya menajam ke arah mereka seolah mengisyaratkan untuk diam.
Cakka menghela nafas lalu menepuk bahu sohibnya itu pelan dan merangkul pundaknya seraya menatap kedua bola mata onyxz kecoklatan itu datar. Berusaha menenangkan Rio melalui kedua iris matanya.
"Ehemm.. sumpah posisi kalian ambigay," celetuk Oik yang berhasil membuat kedua cowok itu menatapnya datar.
"Lagian tangan lo kagak sakit tuh Yo? Gue aja yang liatnya rada-rada sakit gitu," komen Deva melihat tangan Rio yang memerah dan sedikit berdarah.
"Bentar gue minta obat merah plus perban ke mbak-mbak cantik di sana."
"Jangan ke mbak-mbak ngesot Zy," celetuk Ray yang dihadiahi tatapan horor oleh Ozy.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARNA-WARNI KEHIDUPAN
Mistério / SuspenseKehidupan tak selamanya mengarah pada jalan yang sama melainkan terus berubah seiring berjalannya waktu. Entah jalan yang kita lewati nanti akan lurus, berliku, bercabang, atau yang lainnya. Semuanya akan terasa berwarna bila dijalani. Keluarga, sah...