Prolog

15.2K 972 350
                                    

Udara yang sejuk beserta semilir angin menerpa wajah gadis manis itu. Ia memejamkan mata seraya tersenyum. Membayangkan sesuatu yang sering ia impikan beberapa tahun terakhir.

"Akhirnya impian ku tercapai," Gumamnya menatap seluruh bagian gedung sekolah barunya. Ia melirik arloji hitamnya. Pukul 06.10.

Ia terkekeh pelan, "Sekolah baru dengan semangat baru."

Merenggangkan kedua tangan agar sedikit rileks.

"Akhirnya..."

Baru dua langkah ia berhenti berjalan, namun suara itu mengusik telinganya. Menatap sekitar di depannya yang masih—sangat sepi.

Tidak ada orang.

Jelas saja ini masih terlalu pagi, dan Tahun ajaran baru akan di mulai pukul tujuh tepat—untuk sementara.

"Gue di belakang elo!" Seketika ia menoleh ke belakang. Seketika matanya membulat sempurna.

"Elo!" Tunjuk gadis itu spontan. Pria berkulit putih dengan postur tubuh ideal itu segera menurunkan telunjuk tersebut.

"Hai... kita bertemu lagi." Seringainya sambil mengedipkan sebelah matanya beberapa kali.

Gadis itu menggeleng tidak percaya. Matanya tertuju pada seragam yang melekat pas di tubuh tegap pria itu. Wait. Seragam yang sama?

"Iya. Kita satu sekolah lagi tau," Jawabnya seolah tahu apa yang dipikirkan gadis manis ini.

"What! Kok bisa?" Teriaknya.

Pria itu menaik turunkan alisnya. "Ya bisa dong." Ucapnya bangga seraya membenarkan letak jasnya.

Bagaimana mungkin pria di depannya bisa satu sekolah dengannya. Bukan. Tetapi dengan otak dangkal yang dimiliki, ia bisa lulus seleksi masuk sekolah negeri terfavorit di sini? Impossible!

"Lo pasti main belakang?" Ucapnya masih tidak percaya.

Pria itu menggeleng mantap. Walaupun ragu. Ia harus membenarkan sebuah fakta bahwa pria ini berkata jujur. Ini adalah sekolah yang menjunjung tinggi kejujuran. Dengan kata lain mereka sangat selektif dalam memilih siswa.

Pria itu mengibaskan tangannya, "Udah nggak usah di pikirin," Ucapnya. "Lo cukup fokus dengan satu fakta. Bahwa, kita bakal bertemu lagi tiga tahun ke depan." Gadis itu tercekat. Tiga tahun? Again.

"Dan yang pasti dunia elo bakal kayak di neraka lagi!" Desisnya tepat beberapa senti di depan gadis itu

"Dag,"

"Oli motor..."

Dan julukan itu benar-benar menyadarkannya bahwa, pria itu... benar ada

Serta... nyata.

**

Follow IG: jasmineeal

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang