24~Keinginan~

1.9K 172 8
                                    

"Semuanya 75 ribu Mas,"

Julian memberi bungkusan putih itu pada Merriam lalu mengeluarkan dompetnya. Ia menyerahkan selembar uang 100 ribu pada wanita penjaga kasir dan dengan cepat mengembalikan kembaliannya beserta struk belanja.

"Terima kasih Mas, selamat datang kembali."

Pria itu tersenyum tipis dan berlalu menuju parkiran mobil sambil meraih pergelangan tangan Merriam. Angin malam menerpa wajah gadis kecil itu yang mengeratkan jaket pink nya. Hari ini warung seafood terlihat sangat ramai membuat Julian memarkirkan mobilnya sedikit jauh.

"Kamu sering beli makanan di sini ya?"

Merriam melirik sekilas bungkusan yang diambil alih Julian. Pria itu mengangguk dan membuka pintu mobil untuk Merriam.

"Lumayan, baru lima kali."

Ia mengangkat Merriam untuk duduk di jok depan samping pengemudi.

"Enak ya?"

"Banget. Buktinya ini kali keenam aku beli makan di sini." Jelasnya sambil membuka pintu mobil belakang dan menaruh bungkusan tersebut di sana.

Ia pun langsung menyuruh Merriam duduk yang benar dan menutup pintu mobil. Belum sempat berbalik, bahunya telah ditepuk seseorang.

"Elo?!"

Olyn menyeringai melihat Julian yang kaget akan kehadirannya. Padahal ia ke sini hanya sekadar lewat sehabis dari minimarket, tapi matanya langsung menangkap orang yang sangat ia kenal.

Pintu mobil terbuka menampilkan Merriam yang tersenyum senang lalu memeluk Olyn. Gadis itu pun jongkok dan membalas pelukan Merriam.

Sudah tiga hari ini ia tidak bertemu gadis cantik pemilik manik mata hijau. "Apa kabar Mer?" Ia mengelus rambut panjang Merriam yang terurai.

"Aku gak baik kalo sehari aja gak ketemu Kakak,"

Olyn melepas pelukannya dan meletakkan kedua telapak tangannya dikedua pipi gadis kecil itu. Mata Merriam berkaca-kaca menahan tangis yang ingin keluar.

"Aku kangen Kakak," Lirihnya.

Gadis itu menghapus lembut air mata Merriam yang lolos tanpa izin. "Jangan nangis ya," Ucapnya.

Julian hanya diam melihat keduanya yang melepas rindu. Sebenarnya Merriam sering memaksanya untuk menemui Olyn. Namun, karena padatnya aktivitas dan tugas sekolah membuatnya menyuruh Merriam bersabar dengan menjanjikan akan mengabulkan permintaannya di lain hari.

"Minggu, aku bakal balik ke Jerman Kak."

Olyn meraasa hatinya sakit. Sakit karena akan kehilangan gadis kecil manis dan nakal ini. Ia telah menyukai setiap tingkahnya. Membuatnya selalu ingin bersama tanpa ada jarak Kota ataupun Negara yang cukup jauh.

Tadi ia yang mengatakan bahwa Merriam tidak boleh menangis, dan hal tersebut dilanggar Olyn. "Kakak pasti bakal kangen sama kamu Mer,"

Ia menunduk menghapus air matanya tanpa mau dilihat Merriam. Olyn tersenyum manis pada Merriam, "Kamu jangan lupain Kakak di sana, ya?"

Gadis itu mengangguk pasti. "Aku janji bakal selalu ingat sama Kakak,"

Olyn pun tertawa pelan seraya mengulurkan jari kelingkingnya. "Promise?"

"Promise," Balasnya menautkan jari kelingking kecilnya.

Olyn pun berdiri merapikan bajunya lalu menatap Julian. "Sebaiknya ajak Merriam pulang, karena angin malam gak bagus buat anak kecil."

Julian yang sedang melamun segera tersadar setelah mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia pun mengangguk dan menyuruh Merriam kembali masuk.

"Gue permisi dulu,"

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang