35~Praktik: Membuat Perhitungan~

1.6K 146 1
                                    

Alice comebackkkkkkkk.....

Maaf , maaf, dan maaf untuk keterlambatan update ini. Tolong buat readers setia Alice harap dimaklumi ya. Apalagi waktu itu Alice udah kasih jadwal update. He he.

Alice hanyalah manusia biasa, yang tak sempurna dan kadang salah🎵🎤

Lah, malah nyanyi. Wk wk.

Oke cukup!

Mari dibaca ceritanya, semoga suka dan selalu menunggu updatenya SPG.

Thank you yang udah masukin di reading list maupun library.😙😙💕💞

Tanpa kalian, pembaca setia SPG. Alice gak mungkin update sampai sekarang ini. Luv my prennnnn💖💕

**

Dia bisa menjadi musuh sekaligus pelindung di waktu yang tepat.

-G. Violyn

Joshua melirik ke kanan dan ke kiri dengan hati-hati. Kemudian tangannya terulur memetik buah stroberi di kebunnya langsung.

Mencoba bersikap santai, dua buah stroberi dalam genggamannya ia masukkan ke dalam kantong jaket. Padahal ia menggenggam keranjang buah.

Dengan langkah ringan ia berjalan menyusuri stroberi yang sedang panen dengan warna merah sempurna.

Sebelah tangannya dimasukkan ke dalam kantong jaket menjaga agar stroberi nya tidak jatuh. Ia bersiul menghilangkan rasa gugup berjalan keluar kebun.

"Cuma dua? Gak kurang Josh."

Joshua terlonjak kaget mengetahui Julian bersender santai di samping pintu keluar.

Pria itu tersenyum kikuk saat ditatap tajam Julian. "Ngapain lo di sini?"

Julian menegakkan tubuhnya dan langsung mengambil paksa buah stroberi yang dicuri Joshua. Ia menunjukkan buah itu di depan wajah Joshua. "Mau buat cerita pendek atau bersambung?"

Pertanyaan halus itu jelas saja untuk menyindir Joshua karena ia langsung tertunduk malu. "Iya, gue ngaku salah." Sesalnya.

Sebenarnya Julian bisa menebak dari wajah Joshua bahwa ia tidak akan melakukan hal yang akan membuat satu catatan buruknya selama hidup di dunia.

Mungkin Julian akui kalau pria itu menyembunyikan stroberi dalam jaketnya. Namun, siapa tahu sesampai di tempat penimbangan, buah itu akan ikut dikeluarkan untuk dihitung pembayarannya.

Joshua menatap kikuk sahabatnya. "Maafin gue ya, bro. Pasti lo malu punya sahabat kayak gue yang panjang tangan."

"Lo gak boleh minta maaf sama gue melainkan kepada-Nya lo harus menyesali satu perbuatan yang hampir dicatat malaikat."

Wajah Joshua berbinar dan menatap tak percaya Julian. Ia meraih telapak tangan kanan Julian dan menggenggamnya. "Lo sahabat yang selalu menuntun gue ke jalan yang benar, Lian."

Julian tersenyum paksa sambil pelan-pelan melepas genggaman tersebut. "Lo the best deh pokoknya." Sambungnya masih tidak mau melepas tangan Julian.

"Boleh aja lo salut sama sikap bijaksana gue yang pada dasarnya semakin menambah karisma gue. Tapi jangan digenggam terlalu lama tangan gue, dikira homo tau." Jelasnya melepas paksa tangannya.

"Yaelah, percaya diri lo mulai keluar." Ucapnya malas.

Julian tertawa renyah, "Sirik ae lo." Balasnya tidak mau kalah.

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang