4~Kerjasama~

4.3K 483 149
                                    

"Ini semua salah elo!"

Untuk sekian kalinya Olyn mendengar kalimat tersebut keluar dari mulut Julian. Keadaan jalan begitu lengang. Sudah lima belas menit berlalu. Namun jalan rumah Olyn pun belum terlihat.

"Udah deh, hal sepele kayak gini jangan diperbesar." Balasnya

"Lo sih enak! Lah gue? Disuruh dorong ini motor,"

"Capek tau!"

Olyn mengulum senyumnya melihat ekspresi lelah dan emosi yang tersirat dari Julian.

"Gue 'kan gak tau kalau bensinnya udah limited," Ia terkekeh pelan tanpa melihat wajah Julian yang memerah.

"Nyesel gue numpang sama elo."

Seketika suasana menjadi hening. Olyn berjalan beriringan di samping Julian. Pria itu sesekali menyeka keringat dikeningnya.

Gadis itu menghela napas pelan, "Yaudah. Gimana sebagai permintaan maaf, gue traktir makan." Olyn menoleh ke arah Julian.

Tidak ada respon.

"Kali ini gak usah gengsi deh. Gue laper, dan lo juga pasti sama." Tebakan Olyn begitu tepat.

Sebenarnya perutnya meminta ingin diisi lagi. Tetapi ia begitu kesal karena harus mendorong motor ini sejak beberapa meter keluar dari sekolah.

"Oke," Balasnya mencoba memusnahkan segala kekesalannya. Memilih untuk tidak egois dengan perutnya yang sudah meraung minta diisi.

Olyn tersenyum senang. Bagaimanapun ini salahnya. Ia jadi tak enak hati.

Disaat merasa lapar, tidak cocok digunakan untuk bertengkar.

Ya. Kalimat itu yang membuatnya sedikit bersahabat dengan Julian, bukan karena ia mengalah.

"Sudah sampai,"

"Hah?"

"Kenapa? Cepet parkir motornya." Kesalnya karena Julian hanya melongo menatapnya.

Bagaimana tidak. Didepannya berdiri warung makan kaki lima. Semacam warung makan seafood. Tempat yang paling tidak disukai olehnya.

"Gue gak mau!" Olyn menatap Julian tidak percaya. Lalu mengambil alih motornya, menaruh diparkiran khusus motor.

"Ayolah Oli motor.. kita bisa cari tempat lain, semacam kafe?"
Ia tahu kemana arah pembicaraan Julian. Menarik Julian sedikit mendekat, memberi jalan kepada pembeli yang berkunjung.

"Disini bersih dari kata jorok,"

"Gue gak percaya!"

"Dan gue percaya ntar elo pasti ketagihan."

"Gue.tetep.gak.mau." Ia mengeja pelan-pelan kalimat tersebut, seolah Olyn memiliki daya ingat dibawah rata-rata.

Dengan emosi yang sudah diubun-ubun, ia mendorong tubuh Julian memasuki warung tersebut. Seluruh kekuatan ia gunakan karena pria itu justru mengeraskan tubuhnya.

***

"Ayam bakarnya satu sama es teh." Pegawai itu mengangguk seraya menulis pesanan Olyn.

"Mas nya ma—"

"Nggak!"

Olyn menyikut Julian, menatapnya dengan pandangan tidak suka. Sedangkan yang ditatap malah memalingkan wajahnya, melipat kedua tangan di dada.

"Pacarnya kenapa Mbak? Marah ya?" Refleks Olyn mengibaskan kedua tangannya di depan. Merasa pertanyaan itu tidak cocok untuk mereka berdua. Ia bahkan tidak pernah berpikir akan mendengar kalimat tersebut.

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang