Happy Eid Mubarak!
Minal Aidin Walfaidzin teman-teman Alice terutama pembaca setia SPG yang bertemu lagi di lebaran kedua ini saking lamanya cerita ini ending:v
Semoga kalian betah sama part ini karena Alice bakal up dua minggu setelah lebaran.
Sekadar info, untuk cerita MF bakal Alice lanjut akhir juni atau gak awal juli karena bakal ada penambahan adegan tanpa mengurangi maksud cerita.
Kuy lah kembali membaca!
Happy reading gengsssss❤❤❤💕
Sekarang kita bisa mengukir senyum dengan kebahagiaan sendiri yang tercipta. Lalu bagaimana jika esok hari atmosfer itu berubah dan mungkin saja kamu tak akan menemukannya lagi.
Pandangan Mauza lurus menatap sapu tangan hasil rajutan sang Ibu dalam genggamannya. Ia terduduk di pinggir kasur sambil pikirannya melayang kejadian siang tadi.
Tanpa melewatkan satu bagian pun, Mauza melihat jelas bagaimana kedekatan Julian dan Olyn yang walaupun hanya sekadar musuh. Mereka musuh, tapi siapa tahu jika mereka bisa lebih dekat dari yang kelihatannya.
Mauza tersenyum getir. "Kamu bahkan tidak ingat untuk apa datang ke taman belakang sekolah, Lyn." Ucapnya membolak-balikkan sapu tangan berwarna tosca itu. "Andai saja kamu sadar, dengan adanya Julian di samping kamu, semua hal tentang aku kamu lupain. Janji kamu, kejujuran kamu, semua terbungkus dengan kepolosan kamu yang justru buat hati aku sakit."
"Penantian semasa kita masih di putih biru memang terwujud sesuai harapan. Tapi, rasa yang kamu miliki terkikis seiring berjalannya waktu. Aku selalu berusaha untuk bisa membuat kamu menatap balik ke aku lagi, Lyn."
Mauza tentunduk lemah menutup matanya merasa kasihan pada dirinya sendiri. Ia bukanlah sosok pria kuat yang bisa mempertahankan keadaan yang tidak seharusnya dipertahankan.
"Mauza sayang, kamu lagi ngapain?"
Secepat kilat ia terduduk tegap dan mengubah mimik wajahnya menjadi ceria. Melisa datang begitu lemah dengan wajah pucat juga syal yang selalu menutupi lehernya.
Wanita itu duduk di samping Mauza dan tersenyum manis. "Belum dikasih sapu tangannya ke Olyn?"
Mauza menggeleng pelan. "Tadi Mauza lupa kasih ke Olyn, soalnya guru kasih banyak tugas Bu."
Melisa masih mengukir senyumnya membuat dirinya semakin terlihat cantik walaupun tubuhnya sudah begitu sakit. "Yaudah, besok aja pas di sekolah."
"Nggak, Bu." Alis Melisa terangkat bingung. "Biar sekarang aja Mauza kasih hadiah pemberian Ibu." Lanjutnya langsung mencium punggung tangan Melisa dan mengambil jaket di belakang pintu. Sebelum pergi, tidak lupa ia mengucapkan salam.
Melisa hanya diam di tempat melihat putranya begitu terburu-buru. Namun ia segera menggeleng memikirkan berbagai opini dalam benaknya.
**
"Teori sudah dipahami," Ucap Olyn men-scroll layar laptopnya mencari tahu informasi seputar bulutangkis. "Berarti tinggal praktik yang belum dilakuin. Bismillah... semoga tuntas nilai MID susulan."
Gadis itu menarik napas pelan mengingat masih ada satu MID yang tertinggal. Mungkin praktik bulutangkis terlihat mudah, apalagi teori yang bisa dipahami dalam semalam. Tapi, lagi-lagi guru di sekolahnya memang sangat disiplin dan terus mendorong anak muridnya untuk memahami benar-benar apa yang seharusnya mereka pelajari.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)
Teen FictionAda rasa yang harus diutarakan. "Permusuhan antara cewek dan cowok itu biasa, yang berujung jatuh cinta. Tetapi kadang kala atmosfer yang kita rasakan berbeda. Memiliki kesan tersendiri, tak akan terlupakan."-Jasmine Alice Cover by Fians Minor