37~Friendship~

1.5K 128 9
                                    

Dalam hidup menemukan kawan menjadi lawan itu mudah. Tapi, menjadikan kawan untuk sahabat itu tidaklah semudah yang dipikirkan.
*
*
*

"Sekarang kamu sudah tau 'kan yang sebenarnya."Eva menghalangi jalan Julian saat ingin kembali ke tendanya.

Gadis itu mendekat menampilkan ekspresi iba. "Aku turut sedih dengan apa yang kamu rasain Julian." Ia mengulurkan tangan untuk mengelus lengan pria itu, namun segera ditepisnya.

"Lo gak usah munafik di depan gue." Ucapnya tak suka.

Eva mendengus dalam hati dan kembali bersikap santai. "Aku cuma ingin bisa jadi teman curhat kalo kamu butuh." Balasnya bersungguh-sungguh.

Kemeriahan terdengar jelas di tengah lingkaran besar di ujung sana. Julian dapat melihatnya, setelah timnya menang Mauza menjadi perwakilan untuk memukul pinata berbentuk hewan sebagai hadiah utama.

Dibelakang pria itu, Olyn memberi semangat ketika Mauza masih berjuang memukul pinata yang susah sekali tertangkap pukulannya.

Julian menatap Eva yang memberinya senyum manis. "Tapi gue gak butuh bantuan lo untuk sekadar menjadi teman curhat. Gue benci dengan sebuah pertemanan." Jelasnya yang mewakili isi hatinya sekarang.

Bukan Nevata Andira jika tidak bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk memanasi hubungan persahabatan Duo JeJe.

"Julian, maafin aku, tapi apa kamu tau sesuatu?" Kedua alis Julian terangkat ketika melihat wajah Eva dibuat seolah menyedihkan. "Ini tentang hubungan asmara Mauza dan Olyn. Selama hampir satu bulan, Joshua telah menyembunyikan ini dari kamu."

Dalam hati Eva tersenyum senang melihat rahang Julian mengeras, dan kedua tangan terkepal. Mata tajamnya menatapnya lurus, seketika senyum penuh kemenangannya pudar. "Makasih lo udah kasih tau ke gue, tapi maaf, gue bukan cowok yang mudah terprovokasi dengan hal klasik kayak gini." Bibir Eva tertutup rapat.

"Gue mungkin bukan cowok playboy yang sering gonta ganti cewek. Tapi satu hal yang gue tau, di dunia ini masih banyak cewek yang bisa gue cari, meski gue sedang terluka karena cinta bertepuk sebelah tangan."

Wajah Eva memerah menahan malu dan merasa dirinya begitu bodoh di depan Julian. Sekarang pria itu tersenyum miring melihat tubuh Eva yang terlihat gusar.

"So, lo salah besar jika memanfaatkan pertengkaran gue dan Joshua yang mungkin menguntungkan bagi lo."

Apa yang semalam diucapkan Julian, tidak seluruhnya benar dari dalam lubuk hatinya. Ia hanya tidak ingin membuat Eva merasa di atas awan melihat peluang kecil yang bisa saja dimanfaatkan gadis licik itu.

Sebisa mungkin ia mengembalikan emosinya yang hampir memuncak ketika mendengar selama hampir sebulan Olyn berpacaran dengan Mauza. selama itu pula, persahabatannya di permainkan oleh Joshua.

Julian hanya mampu menatap keluar jendela bus memilih sendiri dibandingkan membaur pada teman satu busnya yang sedang ricuh.

Sebagian dari mereka kembali berkaraoke, sebagian lainnya bercerita sebelum acara perpisahan di bumi perkemahan ciwidey tiga jam lalu.

Olyn memerhatikan tingkah tidak biasa dari Julian. Ia sedang menyendiri di kursi bus deretan para siswa yang tidak jauh darinya dan gadis itu menangkap satu hal yang berbeda.

Sejak pagi tadi tidak ada interaksi seperti biasa di antara Julian-Joshua.

"Olyn, kira-kira foto yang mana cocok buat gue posting di Instagram?" Seorang teman satu bangkunya menyodorkan beberapa foto saat gadis itu mengabadikannya di kebun teh.

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang