71~Modal~

1.5K 127 28
                                    

Semakin mendekati ending gengs ...

Kuy! Kuy! Alice sekalian ngadain kuis buat pencinta SPG. Sebagai bentuk apresiasi Alice pada kalian yang terus mengikuti cerita ini sampai sekarang. Sampai kapan pun, cerita ini gak bakal berdiri tanpa campur tangan vomment kalian.

Ketentuannya mudah banget!

1. Khusus followers akun wattpad Alice

2. Vote part ini/ part 71

3. Follow IG @jasmineeal  (Open follback yaw:v) dan DM "Kuis SPG & sebutkan nama wp"
Contoh: Kuis SPG @JasAlice

Jika syaratnya telah dipenuhi, otomatis kalian udah masuk nominasi karena sistem kuisnya dipilih random. So, jika rezeki gak bakal ke mana.

Hadiahnya: Voucher pulsa 20K

Pengumuman: bersamaan publish SPG part 72

Semoga beruntung!

Selamat membaca cerita SPG!

**

Jika tujuan utama Olyn ke sekolah adalah menuntut ilmu dan lainnya. Maka, akan ada tambahan mulai hari ini.

Julian menjadi alasan kenapa ia telah bersemangat; mandi, sarapan, dan mulai menyiapkan isi tas.

Dua hari dilalui tanpa bisa melihat pria itu dan ia segera berharap hari esok akan datang. Bahkan pria itu tidak mengirimi pesan, sekadar menjahilinya di malam hari. Seperti biasanya.

Olyn menyemangati dirinya yang mulai ketergantungan pada Julian. Daya tarik pria itu cukup kuat memengaruhi hidupnya sekarang.

"Lyn, buka pintunya ada tamu." Diana menghampiri Olyn yang sedang memasang kaus kaki. "Mama mau buatkan kamu teh." lanjutnya berlalu.

Olyn beranjak dari kamar dan membuka pintu dengan malas. Kemudian hatinya membuncah melihat Julian yang telah berdiri dengan seragam abu-abunya. "Hai," sapanya.

Gadis itu tersenyum kikuk. "Oh, hai Julian."

Julian menyodorkan paper bag maroon. "Ini, ada titipan dari Mama buat Tante Diana."

Olyn menerimanya. "Terimakasih," balasnya dan diangguki pria itu. "Kenapa gak kasih di sekolah aja?"

"Gak apa-apa, kan searah dengan kompleks gue." ucap Julian lalu mengulum bibirnya yang membuat Olyn bingung. Pria itu menatap intens Olyn. "Sekalian bisa lihat lo,"

Please ... Please ... jantungku ...

Olyn mengedipkan matanya berulangkali ditatap Julian dari ujung kaki hingga atas kepalanya. "Lo ..." ia terlihat gugup. "... hari ini kelihatan beda. Lebih manis dengan bandana yang lo pakai."

"Ha?" tanpa sadar meraba bandana cokelatnya berbau feminin.

Ia juga tidak tahu sejak kapan memilih memakai bandana dibanding mengkuncir kuda seperti biasanya.

"Lo masih simpan jepit rambut gue, kan?"

"Iy-ya,"

Pria itu tertawa pelan. "Syukur deh, gue kira udah dibuang," ucapnya. "Kalau boleh, besok dipakai ya? Gue pengin lihat lo pakai pemberian gue, sekali ini aja."

Olyn mengernyitkan alisnya. "Gue bisa pakai sekarang kalau lo mau."

Hatinya selalu gusar jika Julian telah mengungkapkan sebuah permintaan atau mengajaknya berbicara dengan intonasi rendah. Seperti bukan ia berbicara dengan Julian, melainkan pria itu terlihat asing.

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang