20~Merriam Else Wagner~

2.3K 195 24
                                    

Milly memutar bola matanya kesal melihat Olyn mondar mandir di depannya. Ia lalu mengalihkan pandangan dari layar laptop. "Lo gak bisa duduk atau lagi bisulan?"

Gadis itu menurunkan ponsel dari telinganya, beberapa kali ia mengirimkan pesan bahkan telepon pun hanya operator yang menjawab.

"Gue lagi hubungin Julian tapi ponselnya gak aktif."

Joshua merasa terusik mendengar nama sahabatnya dibicarakan lalu mem-pause balapan mobil di PS 4 yang sedang ia lakukan bersama Mauza. Ia tidak mau melewatkan permainan ini, ia mendapat skor seri dan tidak ingin melewatkan kemenangan telak hampir di depan mata.

Joshua menggoda Olyn yang sedang duduk di sofa, "Duh, kangen ya kalo sehari aja gak ketemu dia?"

Olyn berdecak kesal melirik sekilas pada Mauza yang lebik tertarik memainkan ponselnya. "Gue Cuma mau kasih tau kalo besok harus kerja kelompok buat video." Jelasnya.

"Yakin?"

"Iya."

"Gak bohong?"

"Aish, mau lo apaan sih!" Olyn melempar bantal sofa yang dengan sempurna dihindari Joshua.

Pria itu terkekeh pelan lalu mengaktifkan kembali permainan tersebut. Kembali fokus namun mulutnya tidak tinggal diam, "Percuma lo hubungin dia, gak bakal bisa." Ucapnya menggeram pelan saat Mauza kembali menyalip mobil biru miliknya. "Dan kemungkinan pesan lo bakal dibalasnya tengah malam. Bisa juga besok harinya," Sambungnya.

"Kenapa?" Kini giliran Kania yang bertanya.

Gadis itu menaruh nampan berisi berbagai makanan dan minuman hasil masakan ia bersama Heni; Mama Joshua. Lalu mengambil duduk di samping Milly.

"Yes!"

Joshua berteriak senang karena kemenangan berada pada dirinya. Ia berdiri mendekati meja mengambil satu potong agar-agar kesukaannya. Sedangkan Mauza hanya tersenyum dan berdiri mendakati Olyn. Duduk lagi hanya membuat kakinya menjadi pegal.

"Alasannya mudah sekali, ini malam minggu dan dia juga ingin menikmatinya bersama seseorang yang spesial, misalnya."

"Dia punya pacar?" Tanya Olyn ragu.

"Maybe. Kenapa? Lo cemburu?" Belum sempat Olyn menjawab Joshua kembali berbicara, "Oh, iya, gue lupa. Elo 'kan baru jadian sama Mauza, jadi gak mungkin cemburu di saat elo udah punya pasangan." Sambungnya.

Mauza tidak tahu apa yang ia rasakan benar atau tidak. Namun, dari perkataan Joshua seolah itu adalah sebuah sindiran untuk Olyn atau dirinya?

"Gue 'kan Cuma nanya tau!" Cemberutnya duduk di sofa yang berseberangan dengan Mauza ikut di sampingnya.

Itu cowok main nempel aja sama Olyn. Gak tau apa ada orang yang bakal tersakiti melihat mereka berdua kayak gitu. Eh, tapi kalau difoto terus kirim ke Lian kayaknya lebih enak hahaha. Tapi gak usah deh, nanti dia nya terganggu.

Joshua mengangguk, "By the way, bentar lagi bakal diadakan kunjungan wisata dan study lapangan." Ucapnya. "Khusus seluruh angkatan kita aja yang akan mengikuti kegiatan ini." Lanjutnya.

Joshua menatap Milly mengacungkan tangan kanannya, "Dimana lokasinya?"

Pria itu tampak berpikir, "Menurut hasil rapat ada dua tempat yang direkomendasikan, tapi akan dilakukan voting sesama anggota dan Kepala Sekolah turut andil dalam hal ini." Jelasnya.

"Za, harinya kira-kira bertepatan gak ya sama debat kamu di Singapura nanti?" Bisik Olyn.

"Insya Allah enggak, dan menurut kabar yang beredar kegiatannya akan dilakukan beberapa minggu lagi. Aku akan ke Singapura lusa nanti."

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang