26~Sweet Moment: Kiss~

2.3K 151 14
                                    

Gadis bertubuh mungil itu berdiri di samping Joshua, menaruh ayam bakar lengkap dengan es teh. Sedangkan di sebelahnya, Olyn memberi burger pada Merriam yang disambut baik. Gadis kecil itu langsung melahapnya karena perutnya telah meminta diisi dari beberapa menit lalu.

Jantung Olyn kembali berdetak lebih cepat dari biasanya, ketika menghampiri bangku Julian yang bersebelahan Merriam. Kejadian beberapa saat lalu masih terlintas jelas di ingatannya.

Kania berjalan melewati Olyn memberikan Milly pesanannya lalu duduk di depan Joshua.

Ia mencoba bersikap datar sambil sedikit menunduk menyodorkan sepiring batagor, "Thanks." Julian berterima kasih tanpa menatap Olyn dan langsung mengambil sendok serta garpu dihadapannya.

Olyn tidak mau ambil pusing segera memutari meja, duduk berhadapan langsung dengan Merriam.

Mereka makan dengan khidmat sampai Joshua mengawali pembicaraan, "Bentar lagi kita pulang ya, soalnya mau anterin Kania les," Jelasnya menatap Olyn yang duduk di tengah seberang meja, dan Julian di ujung deretannya.

Julian meminum sedikit air mineral digenggamannya, "Cepat banget. Nanti aja dulu perginya ini masih jam dua." Balasnya menaruh kembali botol mineral. "Jadwal les elo jam tiga, 'kan?" Ia beralih menatap Kania yang mengangguk pelan.

Katakan saja Julian sedang berkata manis, seolah ia tidak ingin mempercepat waktu bersama tiga orang itu. Nyatanya, ia diam-diam mengulum senyum untuk tidak ketahuan inginnya yang sebenarnya. Ia bahkan sangat berharap mereka bertiga segera pergi sekarang juga tanpa harus ikut makan bersama.

Gue tau Lian ... secara halus lo mau ngusir kita 'kan? Gini, nih, kalo udah jatuh cinta pengennya gak mau diganggu.

Senyum usil Joshua pudar saat melihat Merriam yang mengelap pipinya yang belepotan terkena saus. Bukannya hilang, noda itu kian memanjang yang membuatnya tertawa.

"Duh, lucu banget sih kamu." Kedua pipi chubby Merriam dicubit gemas Joshua. Pria itu tidak tahan melihat pesona gadis kecil bermanik mata hijau itu. "Ucul deh," Lanjutnya.

Merriam berteriak tidak suka sambil meringis mendapati cubitan yang terbilang ganas, karena Joshua terlalu bersemangat. "Hiks,"

"Tuh 'kan!"

Julian bangkit berdiri menghampiri Joshua dengan wajah marahnya, memukul keras lengan Joshua. Membuat pria itu terbangun dari duduknya sembari menahan pukulan selanjutnya dengan kedua lengannya. "Jangat cubit kuat-kuat bego!"

"Kecil gini juga dia Kakak gue tau!" Ucap Julian masih geram dengan Joshua. "Kalo gue kena marah Nenek gimana, hah?"

Julian semakin emosi ketika mendengar Merriam menangis lebih kencang. Membuat Joshua merutuki dirinya sendiri. "Ampun, ampun, gue minta maaf."

"Lagian bocah kecil gini masa Kakak elo? Yang bener aja kalo nge-dongeng."

"Kakeknya itu saudaraan dengan Nenek gue, Joshua geblek."

Entahlah. Nasib Joshua bertambah sial karena Merriam menambah jerit tangisnya. Milly dan Olyn turut menenangkan tangisan gadis itu.

Sebuah tinjuan kencang di lengan lainnya berimbas pada ketidakseimbangan Joshua. Membuatnya hampir sedikit oleng tapi tidak membuatnya terjatuh ke lantai. Kania. Gadis itu menatapnya tajam yang dibalas Joshua dengan cengiran.

Ia menghampiri Merriam lalu menggendongnya sembari mengelus puncak kepalanya penuh sayang. "Kak Joshua cuma terlalu gemas sama kamu aja. Jangan nangis lagi ya?" Kania tersenyum manis pada Merriam, mencoba memberi pengertian.

Ajaib. Sekejap gadis itu langsung diam mengangguk yang dibalas seulas senyum bahagia Kania. Gadis itu sibuk merapikan anak rambut Merriam sedangkan sang empu menatap jahil Joshua, "Wleekk," Ia menjulurkan lidahnya membuat Joshua melongo.

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang