"Hai bidadari cantik..."
Olyn yang sedang asyik memainkan ponselnya berhenti sejenak. Ia kembali memainkannya saat tahu siapa orang di depannya.
Pria itu menyeringai
"Lyn, bisa geser sedikit?" Olyn menatapnya kesal. Jelas saja, orang di depannya ini ingin mendekati Kania.
"Serah elo!" Kesalnya merasa terganggu. Lalu bergeser membuat Joshua-Sahabat Julian-, duduk diantara Olyn dan Kania.
Mereka sedang duduk di depan kelas yang memang tersedia kursi panjang untuk para siswa-siswi.
Kania hanya diam dan tetap fokus pada buku yang ia baca.
"Kania..."
Tidak ada jawaban sama sekali.
"Kania hari ini can—"
Plak!
Olyn tertawa keras. Menatap Joshua yang sedang mengelus kepalanya. Kania dengan sengaja memukul Joshua dengan buku yang dipegangnya agar pria itu bisa diam.
Ia pun pergi menuju kelas sebelum berpamitan pada Olyn.
Seketika mulutnya terkatup saat Joshua menatapnya tajam.
"Gara-gara elo sih!"
"Lah kok gue?" Balas Olyn tak terima.
"Dari tadi juga gue diam. Dasar gila!"
"Hei.. ada apa ini?"
Saudara si gila datang.
Olyn terkekeh sejenak lalu mengubah ekspresi menjadi datar.
"Julian, gara-gara Olyn gue gak bisa pdkt sama Kania," Rengek Joshua mendekati Julian. Ia menangis di pundak Julian. Layaknya seorang kekasih.
"Oli motor. Coba deh lo restuin hubungan Kania dengan saudara gue ini." Tunjuknya.
"Salah sendiri jadi orang kok suka mainin perasaan cewek." Balasnya kembali fokus pada ponselnya.
Julian mendekat dan duduk di sampingnya. "Kayak gue ya, gak pernah mainin perasaan elo." Ungkapnya tersenyum nakal. Memainkan kedua alisnya.
"Elo itu sering mainin otak gue!" Sebelum pergi Olyn menoyor kepala Julian.
Bisa ikut gila jika berlama-lama berdekatan dengan Duo JeJe. Julukan kedua sahabat ini.
***
Jam istirahat kedua telah berbunyi sejak satu menit yang lalu. Olyn mengirim pesan kepada sahabatnya untuk tidak ikut ke kantin.
"Ini soal kok susah banget sih..."
Olyn berdecak kesal. Mencari satu jawaban saja begitu susah.
"Satu soal lagi ya?"
Ia menatap Julian sinis. Seolah suka mengikuti. Ketika ia ingin menghindar dari kantin dan ingin duduk di kelas. Pria itu juga sama. Menyebalkan.
Julian duduk di depannya.
"Yang kayak gini mah mudah," Ejeknya seraya mengambil alih buku Olyn.
"Sini balikin bukunya!" Namun Julian menjauhkan buku tersebut.
"Gimana kalau gue kasih tau jawabannya?" Usulnya. Olyn menggeleng mantap.
"Yakin?"
"Gue bisa lihat sama yang lain!" Ketus gadis itu memalingkan wajah manisnya.
Julian menyeringai nakal, "Lo tau kan tadi Bu Lyra ngomong apa?"
Selesaikan tugas fisika halaman 23. Dikumpul setelah pulang sekolah. Bagi yang salah atau tidak selesai, hukuman besok menanti kalin. Satu lagi! Jangan sekali-kali mencontek kelas lain. Kalian tau kan? Kalau Ibu bisa mengawasi gerak-gerik kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)
Teen FictionAda rasa yang harus diutarakan. "Permusuhan antara cewek dan cowok itu biasa, yang berujung jatuh cinta. Tetapi kadang kala atmosfer yang kita rasakan berbeda. Memiliki kesan tersendiri, tak akan terlupakan."-Jasmine Alice Cover by Fians Minor