Julian sekarang merasa berada di atas awan. Kenapa? Dengan susah payah ia mengajak Olyn dan Merriam ia jadikan alasan untuk pergi ke Dufan, tapi gadis itu selalu mengeluarkan berbagai alasan. Disaat yang tepat Diana datang menemui keduanya di depan teras sambil membawa berbagai sayuran dalam bungkusan di tangan kanannya.
Ia pun mengubah mimik wajahnya semakin memelas sambil memohon kalau Kakak sepupunya ingin menghabiskan waktu bersama Olyn sebelum kembali ke Jerman.
Finally, Diana yang menyarankan Olyn untuk pergi dan sedikit memaksa. Mau tidak mau ia menuruti kemauan Ibunya, tidak lupa memberi pelototan pada Julian yang dibalas kedipan mata.
"Nanti Kakak temenin aku ya main berbagai wahana di sana?"
Merriam duduk dipangkuan Olyn yang sedang menguncir rambut panjang berwarna cokelat milik gadis kecil ini.
"Pokoknya Merriam tenang aja. Kakak bakal temenin kamu main sepuasnya." Ungkapnya tersenyum manis saat Merriam menatapnya.
"Seriously?"
"Yup. Kita akan buat momen bersama untuk menjadi sebuah kenangan yang tidak akan terlupakan." Ucapnya mencium pipi kanan Merriam. "Untuk Griselda Violyn dan Merriam Else Wagner," Lanjutnya yang refleks dipeluk Merriam dari samping saking senangnya mendengar nama lengkapnya disebut.
Julian menoleh melihat kebersamaan keduanya lalu kembali fokus ke jalan saat memasuki kawasan parkir. Mencari tempat yang strategis.
"Lo lupa sesuatu Oli," Olyn menatap Julian yang masih fokus menyetir. "Kita juga sedang menambah momen kebersamaan yang tanpa lo sadari semakin banyak dan pastinya menarik untuk di kenang."
Hati Olyn berdegup mendengar penuturan Julian yang lembut dan terkesan penuh perasaan. Ia takut jadi salah tingkah memilih cepat membuka seatbelt ketika mesin mobil sudah mati.
Julian pun melepas seatbelt dan menatap Olyn yang ditatap balik gadis itu. "Selama ini kita bermusuhan dengan cara konyol yang tanpa sadar masuk ke dalam memori," Ucapnya tersenyum manis. "Lo dan gue punya cara tersendiri mendapatkan kepuasan masing-masing untuk memenangkan kejahilan di antara kita."
"Sebuah point penting yang bakal buat mood elo senang dan merasa seperti di atas awan."
Olyn terpaku sebentar mendengar semua yang diucapkan Julian. Kemudian dengan cepat membuka pintu mobil dan menurunkan Merriam. Mengeluarkan ponselnya mencoba mengalihkan perasaannya yang bercampur aduk. Terkadang ia tidak mengerti dengan sikap Julian yang terlihat manis disaat mereka dekat, seperti sekarang ini.
Merriam menatap Julian yang menyusul keluar dan menurut saat melihat Merriam melambaikan tangannya. Julian menunduk menyamai tinggi Merria yang ingin mengatakan sesuatu, "Kak Olyn salah tingkah," Bisiknya melirik sebentar Olyn yang membelakangi mereka.
Julian tertawa kecil, "I know," Balasnya. "Aku harap ini awal yang baik untuk menarik perhatian dia." Lanjutnya dan bertos tanpa suara bersama Merriam.
"Kita jalankan rencana yang telah dibuat pagi tadi," Ucap Merriam mengedipkan sebelah matanya pada pria itu.
"Ayo Kak kita masuk."
Ia meraih pergelangan tangan Olyn saat Julian telah berjalan mendahului keduanya. Olyn segera memasukkan ponselnya ke dalam tas selempang yang ia bawa.
Hari ini ia hanya memakai kemeja lengan pendek bermotif bunga dengan jeans panjang. Tidak lupa rambutnya ia kuncir agar tidak merepotkan.
Julian menghentikan langkahnya ketika melihat dari jauh mobil dengan plat kendaraan yang tidak asing. Ditambah suara panjang klakson mobil membuat ketiganya menatap heran sang empu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)
Teen FictionAda rasa yang harus diutarakan. "Permusuhan antara cewek dan cowok itu biasa, yang berujung jatuh cinta. Tetapi kadang kala atmosfer yang kita rasakan berbeda. Memiliki kesan tersendiri, tak akan terlupakan."-Jasmine Alice Cover by Fians Minor