Ihiyyyy Alice balik lagi gengsssss
Liburan buat Alice cepet up:D
Kuy!
Selamat membaca ...
**
"Julian ngajak kamu ketemuan di taman camelia?"
Olyn mengangguk. Duduk manis di meja makan melihat Diana memotong sayuran di depannya.
Diana tersenyum jahil tanpa mengalihkan pandangan. "Duh, setau Mama di sana tempatnya romantis banget lho." Olyn tersipu malu. "Sayangnya bukan di akhir pekan." lanjutnya.
"Bagus dong, Ma. Kalau ramai gak bakal seru."
"Seru apanya Lyn?" goda Diana membuat Olyn salah tingkah. "Mama juga pernah muda, kok. Udah tau maksud Julian ngajak kamu ke sana."
Olyn mencondongkan tubuhnya. "Jadi, kalau Olyn pacaran sama Julian, Mama setuju?!"
Olyn mengatupkan bibirnya rapat, malu. Diana menaikkan sebelah alisnya dan mengulum senyum. "Ingat. Utamakan pendidikan." Olyn mengangguk patuh. "Mama sebenernya lebih suka kamu sama Julian dibanding Mauza." balasnya.
"Selama ini Mama gak suka aku pacaran sama Mauza?"
Diana tampak menimang. "Bisa jadi." balasnya tertawa pelan.
Olyn mencebikkan bibirnya. "Kalau pun hubungan Olyn masih bertahan sampai sekarang. Berarti Mama gak bakal suka juga, kan?"
Diana meletakkan pisau dan menatap dalam Olyn. "Mama gak melarang kamu suka sama siapa, Lyn. Asalkan anak Mama bahagia, itu udah buat Mama senang."
Olyn mengulum senyumnya yang mendapat restu dari Diana, meskipun jika ia masih bersama Mauza, Diana tidak suka—sedikit.
Bagaimana pun Julian adalah tunangan anaknya. Ini perihal waktu dan ia tidak bisa memaksakan kehendaknya sendiri karena Julian telah memohon padanya untuk memulai dari awal.
Memulai pertemuan di antara dua orang asing—untuk kembali mengenal.
"Olyn siap-siap dulu ya, Ma."
Wanita itu mendongak melihat Olyn menguncir kuda rambutnya. "Naik apa ke sana?"
"Naik kereta." balasnya.
"Yaudah, hati-hati aja."
Olyn mengangguk patuh dan berlalu terlebih dahulu. Diana hanya menggeleng lemah melihat anaknya yang telah beranjak remaja. Ia tahu, Olyn bisa mengambil keputusan yang tepat.
Mengetahui anaknya menyukai Julian, membuatnya begitu senang. Selama beberapa tahun ia berharap kabar bahagia ini datang.
"Semoga kamu senang ya, Mas."
**
"Gue berharap kali ini mereka beneran jadian."
"Me too ..."
"Gue iri sama Olyn yang diajak kencan Julian ke taman camelia. Itu impian gue banget," seru Milly masih mengemudikan jazz merah nya.
Di sampingnya, Kania tersenyum malu. "Gue sampai ke bawa mimpi lho,"
Milly menoleh cepat. "Serius?!"
Kania mengangguk. "Di dalam mimpi gue, Joshua beri gue banyak kejutan. Ya ampun Mil, gue berasa jadi orang bego yang mimpiin itu semua."
Gadis bermata sipit itu tertawa pelan. "Mimpi lo tumben romantis, Ka? Biasa juga mimpiin pelajaran sekolah." godanya dibalas cemberut Kania.
"Ya kali mimpiin kata-kata abstrak dan deretan nominal uang yang bahkan kita gak punya." sindirnya pada pelajaran yang sudah ia hatamkan di semester ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)
Fiksi RemajaAda rasa yang harus diutarakan. "Permusuhan antara cewek dan cowok itu biasa, yang berujung jatuh cinta. Tetapi kadang kala atmosfer yang kita rasakan berbeda. Memiliki kesan tersendiri, tak akan terlupakan."-Jasmine Alice Cover by Fians Minor