75~Semua Tentang Kita~

2.9K 169 79
                                    

Alice sedih pas tau gak bisa selesaikan cerita ini sebelum penghujung 2018. Huaaaa... sedih banget dengan target yang gagal. Mungkin ini efek gak bisa melepas Duo JeJe, Oli, dkk meskipun dalam cerita fiksi yang Alice buat.

Percayalah. Rasa sedih itu bertambah karena part yang Alice bawa ini bener-bener bikin Alice gak bisa melepas SPG.

Lebay banget ya, Alice :D

Berhubung cerita SPG ada Prolog, seharusnya di akhiri Epilog.

Nah, ada yang butuh Epilog?

Beri 40 vote + 20 komentar baru Alice penuhin permintaan kalian.

Karena apa? Lagi-lagi part ini begitu panjang. Gak percaya? Baca aja dan terka sendiri berapa words yang Alice ketik.

**

Selamat membaca

**

Persiapkan hati kalian

Tisu juga jangan lupa

Putar juga lagu sedih

**

Joshua mengemudikan mobil dengan panik karena terus mendengar rintihan Julian. Erangan kesakitan mengusik pendengarannya yang sesekali menyuruh Julian tetap tersadar.

"Lian, sebentar lagi kita sampai." ucapnya yang jelas berbohong.

Ia menggigit bibir bawahnya menahan perih di dada.

Julian merasa tidak mampu lagi bertahan. "Josh, gue gak kuat." erangnya dan Joshua menangis dalam diamnya.

"Bertahanlah," ulangnya untuk kesekian kali.

Ia tidak mampu berbicara lebih jauh. Lidahnya kelu melihat kondisi sahabatnya. Darah terus mengaliri kening dan hampir seluruh wajah Julian.

Joshua menambah kecepatan range rover putih itu. Mengambil jalur kosong dan memotong mobil di depan. Ia harus segera sampai jalan tol untuk mempersingkat waktu. Di sini tidak ada puskesmas darurat. Sesekali menatap spion dengan panik.

Napasnya tercekat dengan mata terbelalak. Jantungnya berpacu cepat ketika berulangkali ia menginjak rem.

Julian yang melihat keterkejutan itu mengerutkan keningnya sambil memegang kepalanya. "Josh?"

Joshua menoleh takut, "Lian, remnya bloong." cicitnya khawatir dan Julian terbelalak karena kecepatan mobil begitu berbahaya di jalan yang penuh truk hanya dengan arus bolak balik.

Tanpa memedulikan keadaannya yang parah, Julian mengambil alih kemudi. "Lepas sabuk pengaman lo!"

"Apa?! Gue gak ngerti maksud lo."

Di tengah kepanikan, Joshua tidak mengerti dengan perintah Julian.

Satu tangan Julian memegang kemudi dan satunya mulai melepas sabuk pengaman Joshua. "Bersiaplah untuk melompat."

Joshua kaget. Ia tidak menyangka pilihan darurat seperti ini dan kebetulan rute yang mereka lewati masih sedikit kendaraan besar yang lewat. "Cepat!" teriaknya.

"Lo juga harus lompat!"

Julian menoleh dengan pandangan tidak percaya. "Lo mau selamat atau enggak?!" geramnya karena Joshua tidak cepat menuruti perintahnya di tengah mobil yang meluncur begitu saja.

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang