44~Perihal Hati~

1.6K 130 22
                                    

"Kalau gue punya kekuatan super... Detik itu bakal gue layangin tendangan khusus buat lo sampai ke Laut Merah!"

-G. Violyn-

"Gu-e..."

Olyn tertunduk semakin dalam saking bingung untuk merangkai kata-katanya. Julian yang melihat itu mengulurkan tangannya dan meraih dagu Olyn untuk menatapnya. "Katakan saja,"

Julian tersenyum manis, mentransfer keingininan Olyn untuk mengatakan yang telah berkecamuk di dalam hatinya.

Olyn memberanikan diri menatap dalam manik cokelat karamel itu. Pria itu hanya diam menunggu Olyn. "Gue juga sama."

"Sama?"

Ia menggigit bibir bawahnya, pertanda gugup. Sungguh, pancaran mata Julian membuatnya mati rasa. "Iya, gue juga ngerasain hal yang sama." Jemari Olyn saling bertaut. "Gak ada lo, semuanya jadi terasa asing."

Secepat kilat Olyn kembali menunduk dan memejamkan matanya, menyesali ucapan spontan tersebut. Ia terlalu jujur mengatakan hal itu, lalu tinggal menunggu respons Julian.

Keningnya berkerut melihat langkah Julian sedikit mundur. Ia memberanikan diri mendongak dan mendapati wajah Julian bersemu dan—menahan tawa?!

"Ha ha ha..." Julian memegangi perut sambil tangan satunya lagi tetap memegang payung. "Asli! Wajah lo beneran kelihatan lucu Oli!"

Bagaikan dihunus tepat di dada, ia melihat tawa penuh kemenangan Julian. Pria itu bahkan tidak tahu, jika dirinya sudah sangat sakit hati.

Ini sangat keterlaluan.

"Woy! Ini gak ada di rencana."

"Ada apa sih? Gue pengen lihat juga, bukan di suruh ngatur krant air terus."

Sayup-sayup Olyn mendengar suara yang ia kenal, lalu menoleh tepat di samping; pagar rumah. Matanya terbelalak saat tahu semua ini hanya rekayasa hujan.

Milly dan Kania yang bertugas membuat hujan buatan dengan selang yang dibuat sedemikian rupa, mengatur volume air. Sedangkan, ia baru melihat Joshua datang berlarian menuju pagar rumahnya dari balik taman.

"Olyn?"

Kania melepaskan selang itu dari tangannya. Ia melihat sahabatnya mulai meneteskan air mata. Begitu pun Milly dan Joshua merasa bersalah mengetahui gadis itu sangat terluka dengan apa yang diperbuat Julian.

"Oli... Oli... mau aja lo ditipu gue," Julian masih tertawa disela ucapannya. "See? Lo kangen kan tanpa gue di sini?" Ia menatap Olyn, seketika tertegun.

Dia menangis?

"Kenapa diam?"

Olyn bekata tajam membuat Julian serba salah. Air matanya terus menetes membanjiri pelupuk mata. "Lo keterlaluan Julian! Salah gue apa sampai lo tega kayak gini?"

"Oli, gue..." Ucapan Julian menggantung di udara. Payung dalam genggamannya sudah ia lepas.

Olyn menyeka air matanya kasar dan tersenyum sinis. "Lo tadi tanya, kan, gue kangen sama lo atau gak?"

Julian menelan saliva susah payah. Entah kenapa, sikap Olyn berubah drastis dan menyeramkan. "Jawabannya, iya."

Pria itu meyakinkan pendengarannya. "Iya?"

Olyn mengangguk pasti membuat Julian melongo. Selanjutnya, ketiga remaja yang memerhatikan berbatasan dengan pagar Olyn melihat adegan dadakan yang membuatnya ngeri.

Ngeri melihat sosok asli Olyn yang tidak akan mudah rapuh hanya dengan di permainkan seorang pria.

"KYAAAAAAAAA..."

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang