Attention:
Cerita belum di edit secara keseluruhan dan harap maklum bila menemui typo ataupun ketidakjelasan dalam cerita😊😊
**
Gadis kecil cantik dengan manik mata hijau yang memikat, terus berceloteh; menceritakan kesan hari ini.
Olyn sebagai pendengar baik hanya tersenyum setiap kali gadis itu meluapkan keseruan yang ia dapat dari taman di kompleks. Sesekali ia menimpalinya.
"Aku suka es potong dilumuri cokelat dan kue pancong Kak." Ucapnya. "Rasanya khas banget, Kakak suka?" Tanya Merriam.
Mereka berada di kamar khusus Merriam tinggali bersama Nenek beberapa waktu mendatang. Wanita tua itu lebih senang dipanggil 'Nenek'. Walaupun terkesan sangat tua, entah kenapa ia lebih senang dengan sebutan khas Indonesia.
"Sangat suka. Itu makanan legendaris yang masih ada sampai sekarang. Berbagai inovasi pun muncul untuk memenuhi selera orang yang kian ingin sesuatu yang baru." Jelasnya. "Membuat makanan tersebut menjadi susah untuk mencari yang original serta buatan khas tangan sang ahli." Lanjutnya.
Olyn tidak perlu berbicara dengan bahasa Inggris bahkan Jerman. Karena Merriam dapat mengerti secara keseluruhan apa yang dimaksud.
Merriam sedikit memajukan tubuhnya mendekat ke Olyn. Mereka duduk santai beralaskan karpet empuk beserta beberapa bantal.
"Oh iya. Apakah Julian baik-baik saja selama di sini? Maksudku dia pria yang baik dan pengertian, tidak mungkin membuat kasus di sekolah misalnya." Tuturnya
Pria baik? Yang benar saja Merriam... kamu tidak tau kelakuan saudara sepupu mu itu seperti apa. Sopan? Ya. Aku akui dia selalu sopan pada orang yang lebih tua.
"Tidak Merriam. Dia justru menjadi cowok pintar dan selalu menyabet juara umum." Balasnya setengah hati.
"Sudah ku duga," Seringainya. "Selain itu, dia adalah orang yang sangat bijaksana terhadap saudaranya yang lain. Seperti aku. Dia yang selalu mengajari bahwa di dalam pertemanan tidak boleh ada kata memanfaatkan, harus tulus dan selalu ada dalam suka maupun duka." Ucapnya sambil tersenyum.
"Julian telah banyak mengajarkan arti hidup pada ku, diusia ku yang masih tujuh tahun, bukan berarti aku tidak bisa mendapat gambaran tentang kehidupan seseorang yang telah dewasa. Justru dengan mereka memberi tau, aku bisa belajar dari pengalaman mereka untuk diterapkan bagian yang baiknya."
Olyn kagum dengan pertemuan pertamanya bersama Merriam. Gadis kecil itu ternyata pandai menyaring sesuatu yang baik untuk dirinya. Satu hal yang gadis manis ini ketahui; Julian adalah pria bijaksana. Sejak beberapa tahun lalu, yang hanya ia tahu Julian: bule somplak dan gesrek disetiap tingkah yang ia lalukan. Konyol. Disaat Key selalu bercerita pria blasteran di dalam novel menggambarkan pria tampan, cool, pemberani, semua itu tidak ada dalam diri Julian. Oke. Tampan; iya. Cool; lumayan kalau mode gesreknya tidak keluar. Namun pemberani? Tidak. Ia bahkan takut dengan tikus.
"Apa Kakak tau bahwa Julian tidak sepolos yang terlihat?"
Gadis itu tersadar dan sedikit menjauhkan kepalanya ketika Merriam terlalu dekat. Gadis kecil itu tampak serius, "Maksud kamu Mer?" Bingung Olyn.
"Ach komm schon," Serunya. "Walaupun Jerman tidak sebebas Amerika, bukan berarti Julian tidak melakukan sesuatu yang dilakukan anak seusia mereka. Terlebih saat itu usianya masih labil." Jelasnya.
Glek!
Apa maksud Merriam...
"Your right! Yeah, he just did a little thing, like kissing."
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)
Teen FictionAda rasa yang harus diutarakan. "Permusuhan antara cewek dan cowok itu biasa, yang berujung jatuh cinta. Tetapi kadang kala atmosfer yang kita rasakan berbeda. Memiliki kesan tersendiri, tak akan terlupakan."-Jasmine Alice Cover by Fians Minor