Mungkin bisa saja kita melumpuhkan mereka Josh. Bahkan, dengan keahlian Judo yang gue kuasai. Tapi, gue takut untuk mengecewakan mereka lagi.
Nandish Julian Schmidt
***
Julian mengendarai Range Rover putih nya dengan kecepatan sedang.
Dua jam lalu, ia telah menghubungi Olyn dan Joshua untuk bertemu di sebuah kafe yang telah ditentukan. Otaknya sudah bekerja saat sebuah ide terlintas, untuk menjemput Olyn. Namun, sayangnya gadis itu terlalu pintar. Sehingga meminta Milly yang menjemputnya.
Rencana pdkt gagal.
Ia segera memarkirkan mobilnya setelah sampai di pelataran kafe tersebut. Joshua datang mengampiri Julian, ketika ia menutup pintu mobil.
"Mereka belum datang." Ucap Joshua. Pria itu mengenakan kaos santai di balut jaket kulit dipadukan jeans serta sepatu convers.
"Kalau gitu kita masuk aja, tunggu mereka di dalam." Balasnya.
Mata para pengunjung melirik mereka yang berjalan bersamaan. Terutama para gadis-gadis di sana. Julian hanya melihat dari sudut matanya di saat seorang gadis menggodanya. Joshua? Ia bahkan menanggapi sahutan tersebut.
"Josh-"
Julian melirik kanan dan kiri, mencari Joshua. Ia pun menoleh ke belakang mendapati Joshua sedang duduk berhadapan dengan beberapa gadis. Pria itu tertawa bersama mereka seolah sudah kenal bahkan akrab. Ia menggeleng tidak percaya.
"Joshua,"
Joshua yang merasa namanya di panggil mendongak. Mendapati Julian dengan pandangan datar, namun dengan tatapan tajam dari manik cokelatnya. "Udah selesai?"
Ia nyengir mendapati pertanyaan yang lebih tepat bermakna, Sudah selesai tebar pesonanya?
Tanpa menunggu jawaban darinya, ia segera menarik Joshua. Gawat bila Olyn melihat semuanya. Joshua memang tidak tahu terima kasih. Ia sudah bersusah payah ingin membantunya untuk mendapatkan Kania kembali. Tetapi pria itu justru menggoda gadis lain. Playboy. Satu kata yang ia dapat sejak mengenalnya di putih abu-abu.
"Eh, tadi namanya Gina Lho. Gimana? Cantik gak?"
"Biasa aja." Balasnya mengambil posisi duduk berhadapan.
Joshua mendengus mendengar jawaban Julian. Tidak lama seorang pelayan datang menghampiri mereka. Julian menyebutkan beberapa menu kecil serta empat gelas jus untuk mereka.
"Silakan ditunggu dulu ya, Mas." Julian tersenyum sekilas sebelum pelayan pria itu berlalu.
Joshua memalingkan wajahnya menatap ke setiap ruang kafe. Cukup ramai. Pikirnya.
"Ini yang gue tunggu dari tadi." Julian memalingkan wajahnya dari ponsel. Mengikuti arah pandangan Joshua yang tertuju pada pintu masuk kafe.
Disana Olyn dan Milly celingukan bila saja Julian tidak melambaikan tangannya. Segera mereka menghampiri, Milly pun terlihat semangat bertemu dengan Joshua.
"Balikin dompet gue!" Kesalnya berdiri. Tangannya sudah menengadah, sedangkan Milly hanya menganggap angin lalu. Ia mengambil posisi duduk di samping Joshua. Olyn yang awalnya ragu untuk duduk bersebelahan dengan Julian pun pasrah.
Mulai lagi ini jantung.
Julian mencoba menenangkan detak jantungnya. Tanpa sadar membuang napas pelan. Ia menatap Olyn sebentar. Ia tetap terlihat manis dengan baju yang dipadukan jeans selutut serta rambut yang di kuncir kuda. Sederhana. Dan Julian menyukainya. Gadis itu justru sibuk mengamati pertengkaran di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)
Teen FictionAda rasa yang harus diutarakan. "Permusuhan antara cewek dan cowok itu biasa, yang berujung jatuh cinta. Tetapi kadang kala atmosfer yang kita rasakan berbeda. Memiliki kesan tersendiri, tak akan terlupakan."-Jasmine Alice Cover by Fians Minor