67~Dukun Jadi-Jadian~

1.5K 122 61
                                    

Warning: Part ini hanya hiburan semata, jangan dianggap serius. Ambil baiknya, buang buruknya. Se-frustrasi sama hidup, jangan sekali-kali menggantungkan nasib dengan hal mistis seperti ini. Ingat! Perkuat keimanan masing-masing! Cuma keimanan Alice selalu goyah kalau dapat senyuman dari doi 😂😂😂😂

**

Julian memasang wajah datarnya sejak beberapa menit lalu. Ia hanya bisa menahan emosi ketika Joshua tertawa dalam diam—hanya bahunya terlihat naik turun. Pria itu sepertinya menaruh dendam yang tersembunyi.

"Berapa polesan lagi?" suaranya terdengar dingin.

Joshua berdeham. "Sebentar lagi, sabar."

"Lo pikir dari tadi gue gak sabar?!"

Ia mengambil kasar cermin berukuran sedang di sampingnya, seketika ia terbelalak. "Wajah ganteng gue?!"

Suara tawa Joshua meledak. Ia mengapresiasi karyanya sendiri. Ternyata ia cukup berbakat untuk membuat wajah seseorang menjadi buruk.

"Kalau bukan buat kalian berdua, gue gak akan mau." ketusnya sambil berdiri.

Berjalan menyusuri cermin lebar yang ada di rumah kumuh yang sengaja mereka pakai. Julian mengusap pipinya merasa miris dengan tampilannya sekarang.

Wajahnya yang putih bersih telah tertutupi dengan kulit layaknya seorang dukun yang hitam. Tidak tanggung-tanggung, lehernya pun begitu dan telapak tangan tidak ketinggalan. Baju lengan panjang itu menutupi keseluruhan tangannya.

"Apa lo!"

Julian melihat Joshua berdiri di belakangnya dari pantulan cermin. Joshua melipat kedua tangannya di dada dan memainkan matanya.

Pria itu berdecak kesal, mengerti maksud Joshua. "Gue yakin si Buronan gak percaya gue dukun, tapi lebih cocok jadi orang gila." desisnya berjalan melewati Joshua.

Memasang perlengkapan tambahan yang telah tersusun rapi di atas meja. Ia merapikan letak kumis buatan itu dengan sedikit menekannya. Kemudian memakai kalung bawang merah.

"Gue ngerasa jadi anak MOS." keluhnya membuat Joshua terkekeh.

"Bentar doang untuk hari ini." sahut Joshua santai. "Kan ini ide lo, bro."

"Ide gue sih iya, tapi kalung bawang merah ini tambahan dari lo."

"Kreatif dikit lah,"

"Kreatif dari hongkong. Ini kelihatan kayak orang gak waras. Dukun itu pakai kalung dari batu akik misalnya, bukan bawang. Emang lo mau ngusir vampir?!"

"Santai ... nikmatin aja peran lo."

"Terserah!"

Ia membuka kasar botol berisi air mineral dan meminumnya cepat hingga tandas. Sesekali melihat meja yang sudah disiapkan bersama. Barang-barang khas dukun.

"Oh, iya. Selama rencana kita, lo gak usah berdiri, duduk aja."

"Kenapa? Kaki gue pegel Josh, bisa kesemutan lama-lama duduk."

Joshua berdecak kesal sambil menoyor sahabatnya, dan sang empu menatapnya tajam. "Lo bego atau gimana sih? Mana ada dukun tingginya hampir 185 centi!"

"Lah? Ada dong, buktinya gue."

"Lo ngeselin dan omongan Olyn emang terbukti."

Julian terkekeh pelan. "Iya, iya. Gue paham cuma pengin buat lo kesal aja."

"Untung lo sahabat gue."

"Untung gue udah menganggap lo adik gue sendiri," balas Julian mendapat pelototan Joshua.

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang