Sial!Olyn merutuki pilihan nama dalam gulungan kertas putih, yang berisi nama kelompok untuk tugas Matematika selasa besok. Dengan lemas ia menyerahkan kertas itu pada guru disebelahnya.
"Bagus... akhirnya kalian bisa satu kelompok. Ibu ingin tau kekompakan kalian berdua dalam bekerjasama."
Ibu itu menatap nama Julian yang tertera didalamnya. Olyn menggaruk dagunya yang tak gatal menahan malu. Secara tidak langsung, ucapan Bu Fanya membuat Olyn malu sendiri.
Wanita itu masih setia menampilkan senyum puasnya.
"Mungkin mereka jodoh Bu!" Celetuk Joshua yang memang duduk berhadapan di depan meja guru. Olyn melototkan matanya tak suka malah membuat Joshua, Bu Fanya dan siswa di kelas tertawa.
Gadis itu menoleh ke arah Julian. Ia hanya menunduk mengerjakan sesuatu. Biasanya ia lah yang semangat menyambar perkataan siapa pun yang membahas atau menghubungkan dirinya dan Olyn.
Apa ucapanku terlalu menyakiti perasaannya? Batin Olyn. Sebenarnya tadi ia tak bermaksud berbicara kasar seperti itu pada Julian.
Lho? kenapa aku gelisah.
***
Keadaan dalam sedan hitam ini sangat sunyi. Olyn lebih memilih mendengar lagu dari ponselnya. Joshua mengemudikan mobilnya santai. Disebelahnya Julian hanya mengotak-atik Ipad kesayangannya tidak jelas. Ingin sekali ia memulai pembicaraan pada Julian. Tapi, takut si mulut ember ini nyerocos tidak jelas.
"Lyn. Mama lo belum pulang, ya?" Tanya Joshua. Olyn berdeham pelan. Malas menjawab. Volume suara headphone sengaja ia kecilkan agar ia bisa mendengar sesuatu di sekitarnya. Selang berapa lama, mobil itu berhenti di depan rumah sederhana. Dengan halaman rumah yang luas.
Mereka semua bekerja dengan tugas masing-masing yang telah diberi Julian. Sebelumnya Olyn membawa nampan berisi minuman dingin dan beberapa cemilan selingan saat mereka jenuh bekerja.
"Bukan gini jawabnya," Olyn yang sedang mengerjakan soal di sofa yang menjadi mejanya. Buku latihannya ditarik Julian dari belakang.
Sebenarnya ia hanya menghindari kontak mata dengan Julian untuk satu meja dengannya. Ia melirik sekilas Joshua yang asyik tengkurap mengerjakan soal, di hambal bercorak membelakanginya sambil ngemil dan mendengar lagu menggunakan headphone Olyn.
"Kebiasaan lo dari dulu gak pernah berubah. Kurang teliti,"
Deg!
Hati Olyn berdesir. Merasakan sesuatu yang aneh. Sesuatu yang membuatnya senang apa yang Julian ucapkan.
Julian mengambil pulpen yang di pegang Olyn. Kembali memakai kacamata belajarnya. Menuliskan beberapa rumus singkat yang dengan sekali baca membuat Olyn langsung paham.
"Pakai rumus ini untuk ngerjain soal lo sampe selesai." Dan kembali fokus pada tugasnya sendiri.
Gadis itu tak bergeming. Membuat Julian mendongak, menatapnya dengan kening berkerut.
Olyn menggigit bibir bawahnya bagaimanapun ini salahnya. Pikirnya menguatkan tekad,
"Gue minta maaf." Ucapan spontan itu meluncur cepat.Tiba-tiba Joshua sudah duduk dengan tegap. Matanya membulat sempurna. Jangan sampai Joshua mengompori Bule gesrek ini? Gelisahnya dalam hati. Dari bawah meja ia meremas kedua tangannya yang sudah dingin.
"Kerjain aja tugas lo." Sahutnya tidak peduli.
Olyn membelalakkan matanya tak percaya. Niatnya yang baik, dan diacuhkan seperti ini membuat hatinya terluka. Ia berdiri di depan Julian yang sedang lesehan, mengerjakan soal di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)
Teen FictionAda rasa yang harus diutarakan. "Permusuhan antara cewek dan cowok itu biasa, yang berujung jatuh cinta. Tetapi kadang kala atmosfer yang kita rasakan berbeda. Memiliki kesan tersendiri, tak akan terlupakan."-Jasmine Alice Cover by Fians Minor