Julian berjalan berdampingan dengan Joshua di sisi kirinya. Pria itu memasukkan kedua tangannya di saku celana ketika memasuki gedung Mal. Ia melirik Joshua yang sibuk merapikan topi dan maskernya.
"Disini dingin dan gak panas, apalagi berdebu."
Joshua menurunkan maskernya hingga bawah hidung, "Gue malu," Balasnya kembali menaikkan masker hijau tersebut.
Julian menjulurkan tangannya cepat dan meraih topi Joshua, "Sialan! Balikin cepet."
Joshua menunduk sedikit merapikan rambutnya ke depan menutupi keningnya. Ia tidak ingin terlihat mengerikan di muka umum. "Keren Josh tompel lo," Puji Julian menekan kening sahabatnya.
"KAMPPFTRTTMMM," Joshua melotot ketika mulutnya dibekap Julian yang melirik sekitar mereka.
"Ini tempat umum, bukan rumah elo yang bisa teriak seenak jidat."
Pria berkulit sawo matang itu menurunkan tangan Julian kasar. Menatapnya dengan pandangan tidak suka, "Salah elo mencet jidat gue, bego!" Marahnya tidak terima. "Nih, liat! Jidat gue yang memar," Terdapat benjolan cukup lebar dengan warna keunguan di kening Joshua.
Bukannya prihatin, Julian malah terkekeh yang justru membuat Joshua kesal, "Tega!" Ia langsung merampas topi di genggaman Julian dan memilih mengeluarkan ponselnya.
To: My Honey Bunny Sweety
Ka, kita udah di Mal. Kamu di mana?
Kania menghentikan langkahnya ketika melihat sebuah pesan dari Joshua. Olyn yang berjalan di sampingnya pun ikut berhenti.
"Mereka udah sampai?" Dibalas anggukan dari Kania.
To: Joshua
Di lantai 3.
"Terus, gimana dengan Milly? Dari tadi dia belum dateng juga." Olyn melipat kedua tangannya di dada, bersandar pada dinding kosong.
"Tunggu aja Lyn," Ucap Kania masih fokus pada ponselnya. "Sehabis dari gereja tadi dia mau ketemu Koko, biasalah yang kasmaran." Cengir Kania membuat Olyn tak tahan untuk mengukir senyumnya.
"Kakak gue yang satu itu ternyata bakal melepas status jomlo nya."
"Baguslah, selama ini dia ngejalanin hubungan tanpa status."
"Iya, gue berharap mereka cepet jadian terus gue bisa makan gratis." Balasnya tersenyum sumringah dengan Kania yang menggeleng lemah.
"Lo sama Milly itu gak beda jauh, hobi makan." Ucap Kania mulai melangkah mengitari Mal diikuti Olyn di belakangnya.
Gadis itu mengangguk setuju walaupun Kania tidak melihatnya, "Benar. Asal lo tau juga, sebenarnya kita kembar yang terpisah."
Kania lebih mengabaikan kicauan Olyn karena yang gadis itu ucapkan banyak mengandung unsur ngawur. Sebenarnya untuk masalah tubuh, mereka sama-sama tinggi dan cantik. Hanya saja Olyn terlihat lebih manis kontras dengan kulitnya dan berat badan ideal.
Sedangkan Milly dengan kulit putih berdarah campuran Jepang-Indonesia terlihat begitu imut. Milly memiliki porsi makan lebih banyak dibanding Olyn meski tidak sesuai dengan berat badannya.
"Ka, kita ke sana yuk!" Seru Olyn menunjuk timezone tepat di depan mereka.
Gadis itu menarik lengan Kania penuh semangat membujuk dirinya agar ikut, "Ayolah," Rengek Olyn.
"Tapi kalo Joshua cari kita gimana?"
"Suruh mereka nyusul kita di sini aja." Balas Olyn dengan wajah dibuat seimut mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)
Teen FictionAda rasa yang harus diutarakan. "Permusuhan antara cewek dan cowok itu biasa, yang berujung jatuh cinta. Tetapi kadang kala atmosfer yang kita rasakan berbeda. Memiliki kesan tersendiri, tak akan terlupakan."-Jasmine Alice Cover by Fians Minor