34~Praktik: Kebun Teh Rancabali~

1.8K 137 3
                                    


Masih seger matanya? Kuylah, Alice update part SPG.

Siap-siap menuju part sesungguhnya 😏

.
.

-Karena pada dasarnya cinta sendirian itu menyakitkan, tetapi juga membuatmu belajar untuk kuat.-

"Awalnya, perkebuna teh Rancabali di bangun sejak tahun 1870. Di perkebunan ini juga terdapat makam dan rumah peninggalan K. A. R. Bosscha."

Setiap point penting yang diberikan salah satu pegawai bagian produksi di sini dicatat sebagai bahan makalah murid. Tidak tanggung, ada yang merekam penjelasan tersebut agar lebih praktis.

"Disini kalian bisa melihat proses awal daun teh dipanen , diolah, sampai menjadi teh yang siap dikonsumsi. Perkebunan Teh Rancabali ini berada dibawah naungan PT Perkebunan Nusantara VIII atau dikelola oleh BUMN."

Pria berusia tiga puluh lima tahun itu menjelaskan sambil membawa rombongan murid yang telah terbagi ini, menuju bagian proses pelayuan.

Mereka dibagi dalam kloter pertama yang terdiri dari lima kelompok siswi dan siswa pertama untuk lebih dulu masuk. Begitupun dengan kelompok selanjutnya untuk lebih efektif dalam mendengarkan arahan pegawai perkebunan.

Seluruh murid memakai jaket wisata yang seragam sebagai identitas mereka dan tidak lupa beth yang dipasang.

Olyn memotret daun teh yang sedang dalam proses pelayuan sebagai bahan makalahnya. "Seru juga bisa belajar langsung kayak gini."

Kania yang berada di sampingnya mengangguk sambil mencatat kembali informasi lain dari pegawai itu. "Ya, di sini kita belajar praktik dari teori yang biasa kita pelajari di sekolah." Ungkap Kania.

"Betul banget." Timpal Olyn. Seketika ia merasa heran. "By the way, rombongan Milly ke mana Ka?" Ia celingukan ke belakang mencari rombongan Milly.

"Mereka ke bagian perkebunan."

Olyn berdecak kesal dan berjalan berdampingan Kania ketika mereka ingin memasuki proses penggilingan. "Gue kira kita bakal ke sana lebih dulu. Rasanya udah gak sabar lihat hamparan luas nan hijau di kebun teh nya." Ia terlihat begitu semangat membayangkan suhu kebun berkisar 16-26 derajat celcius sambil memanjakan mata.

"Dean, Bapaknya di sebelah sana dan lo salah lihat!"

Olyn menoleh ke samping menatap Julian yang menarik kerah jaket Dean untuk fokus mendengar instruksi pegawai pria itu. Tatapannya berubah tajam saat bertabrakan dengan manik cokelat karamel di sebrang sana.

"Hai..." Julian melambai sambil tersenyum genit.

Olyn menggeleng kuat menepis emosi yang mulai keluar. "Tenang Olyn, kalo begini caranya kamu bisa cepat tua." Gumamnya yang justu membuat Kania terkekeh pelan.

Kening Kania berkerut merasa sedikit ilfeel dengan Julian yang memberi ciuman jauh pada Olyn. Dibalas Olyn sambil memelototkan matanya, lalu ia menggigit bibir bawah dengan gigi bagian atas terlihat jelas—seperti drakula.

"Ha ha ha..."

Julian tergelak melihat ekspresi Olyn yang terkesan lucu.

Dean sedikit mendekat ke Julian. "Dia kenapa?" Ucapnya merasa penasaran. Bibir Julian terkatup menampilkan wajah datarnya membuat Dean sedikit mundur.

Dalam hati pria itu merutuki saat mengetahui ekspresi Julian pasti karenanya. Ia terpergok melihat Olyn yang berbicara pada Kania. Padahal baru beberapa detik ia mengamati Olyn, tapi mata Julian terlalu tajam melihat semuanya.

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang