70~Pencuri Hati~

1.7K 150 26
                                    

Cie...

Malem minggu baca cerita Alice, pasti jomlo:v yang nulisnya juga kagak ngaku:D

Udah, daripada menunggu doi mending baca part spesial 70. Hmm, spesial? Pake telur mata sapi, gitu? Wkwk, mending langsung cus.

Btw, baca catatan akhir di bawah ya ...

5k word lho... Alice lagi pengen bikin adegan Julian-Olyn yang panjang:v

Selamat membaca! Semoga feelnya dapet

**

Joshua menaikkan sebelah alisnya saat Julian berdiri membelakanginya. Mulai menunduk dan mengambil butiran kelereng. Merasa tersinggung, dengan sekali dorong Julian yang tidak siap langsung tersungkur.

"Aduh!"

"APA MAKSUD LO DORONG GUE, HAH?!"

Julian terduduk dan menatap nyalang Joshua dibalas tatapan datar. "Pantat lo di depan wajah gue. Dasar gak sopan!"

"Gue gak sengaja bego!"

"Hahahaha ..."

Suara itu tidak datang dari Joshua, bahkan Julian yang sekarang marah. Suara itu berasal dari belakang mereka.

Olyn. Tertawa lepas melihat nasib naas Julian oleh Joshua. Gadis itu tampak terlihat bahagia meskipun dengan penderitaan yang dialami Julian.

**

Perlahan, wajah penuh emosi itu pudar. Kedua sudut bibir Julian terangkat sempurna, menghiasi wajah tampannya.

Perasaannya begitu bahagia hanya dengan dirinya merasa terhina di depan Joshua. Justru bisa kembali menghadirkan senyum gadis pujaannya sudah membuatnya mendapat setimpal.

"Ya ampun Julian ... lo lucu banget sih, jadi hina di mata gue."

Jika kalimat itu keluar dari orang lain atau pun Joshua, ia akan marah. Tapi ia justru senang karena mendapati tawa lepas Olyn yang tanpa sadar kakinya menuntun mendekatinya.

Olyn meredakan tawanya. "Sayangnya lo gak sampe nyium tanah ya," kekehnya masih tidak memudarkan senyum pria itu.

"Kalau dicium lo gue mau."

"Pretttt ..." sahut Joshua membuang wajah.

Julian tidak memedulikan sahabatnya. Ia masih setia memandang wajah berseri itu dengan bahu yang masih naik turun.

Olyn menatap Julian dengan menunjuk pipi Julian. "Banyak pasir di pipi lo," ucapnya menggeleng pelan.

Tidak menyangka wajah pria itu langsung berubah seperti buruh pasir.

Olyn mengernyit ketika Julian mencondongkan wajahnya, "Bersihin." kata itu sukses membuat Olyn kaget.

Olyn melangkah mudur, memberi jarak antara dirinya dan Julian. Terlebih, bayangan itu kembali muncul. Ketika mengingat bagaimana ia berdekatan dengan seorang pria-yang telah melukainya, memberikan trauma kecil.

Julian menghela napas pelan. Cukup melihat perubahan ekspresi Olyn, ia sadar. Perlahan pria itu meraih tangan kanan Olyn, lalu menuntun untuk membersikan serpihan pasir itu.

Julian tersenyum lembut saat Olyn mengerti maksud dirinya. Gadis itu perlahan membersihkan pasir yang menempel tanpa menatap wajahnya.

Setidaknya Olyn dapat menyesuaikan diri dengan lawan jenis.

"Terimakasih," balasnya lembut ketika Olyn menarik tangannya.

Gadis itu mengangguk pelan dan tersipu.

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang